WARTA PONTIANAK - Jerman menyerukan negosiasi internasional terbaru mengenai perlucutan senjata nuklir.
Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Selasa 12 September 2023 mengatakan perlucutan senjata nuklir tidak hanya melibatkan Rusia dan Amerika Serikat, tetapi juga China.
“Memulai awal yang baru dalam pengendalian senjata akan menjadi sangat penting,” katanya pada sebuah acara keagamaan di Berlin, seraya menambahkan bahwa beberapa negara lain juga telah membangun sebuah persenjataan nuklir.
Scholz mengatakan bahwa mencegah Iran untuk memproduksi uranium yang dapat berkontribusi pada produksi senjata nuklir juga masih merupakan tugas penting.
Baca Juga: Kim Jong Un Datang ke Rusia Bertemu Putin, Perkuat Kerjasama untuk Melawan Barat
Menurut dia, senjata nuklir merupakan ancaman nyata umat manusia, dan oleh karena itu ada kewajiban mendesak untuk melakukan segala upaya guna memastikan senjata tersebut tidak pernah digunakan.
Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), jumlah senjata nuklir operasional mulai meningkat pada 2022 karena beberapa negara menerapkan rencana jangka panjang untuk melakukan modernisasi dan ekspansi kekuatan.***