Tiga Orang Tewas saat Unjuk Rasa Menolak Penangkapan Calon Presiden Uganda oleh Polisi

- 20 November 2020, 16:28 WIB
Ilustrasi unjuk rasa
Ilustrasi unjuk rasa /PIXABAY/

WARTA PONTIANAK - Bobi Wine yang merupakan musisi dan calon Presiden ditangkap polisi Uganda dengan tuduhan melanggar protokol kesehatan Covid-19.

Penangkapan itu memicu gelombang unjuk rasa, tidak hanya di ibu kota Kampala, tapi juga di kota-kota lainnya.

Dilaporkan akibat bentrokan antara polisi dan pegunjuk rasa, tercatat tiga orang tewas dan 38 lainnya mengalami luka-luka.

Baca Juga: Ribuan Orang di Washington Unjuk Rasa Teriakkan Donald Trump Menangkan Pemilu AS

Polisi di ibu kota Kampala menembakkan gas air mata dan peluru untuk membubarkan pendukung Bobi Wine.

Sebelumnya, seperti diberitakan Zona Priangan berjudul "Seorang Musisi Ditangkap Polisi, Picu Gelombang Unjuk Rasa hingga Tewaskan Tiga Orang" pengunjuk rasa memblokir jalan dan membakar ban setelah tersiar kabar bahwa Bobi Wine telah ditangkap di Kota Luuka dan dibawa ke kantor polisi di Kota Jinja.

Irene Nakasiita, juru bicara Palang Merah Uganda, menggambarkan pemandangan "panik", sementara Evarest Kayongo, ketua Asosiasi Pedagang Kota Kampala, mengatakan itu adalah "kekacauan total" di kota.

“Jalanan kosong. Kami tutup bisnis karena gas air mata dan peluru. Semua pedagang cari aman,” kata Kayongo.

Rosebell Kagumire, editor platform digital Feminisme Afrika, mengatakan gas air mata dan peluru dapat terdengar di berbagai bagian Kampala sepanjang hari, tetapi keadaan telah tenang pada malam hari.

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Zona Priangan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x