Aktivitas PETI Kembali Marak di Ketapang, Bukan Ditangkap, Polisi: Kami Diskusi Dulu ya Sama Pemda

- 7 Januari 2021, 20:19 WIB
Aktivitas PETI di kawasan Sandai Kabupaten Ketapang
Aktivitas PETI di kawasan Sandai Kabupaten Ketapang /Rossi Yulizar/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK - Maraknya aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di berbagai daerah di Kalimantan Barat khususnya di Kabupaten Ketapang, saat ini sangat memerlukan perhatian serius dari pemerintah serta aparat keamanan. Seperti di Desa Riam Dadap Kecamatan Hulu Sungai dan Daerah Indotani Kecamatan Matan Hilir Selatan, yang mampu menampung ribuan pekerja dari berbagai daerah.

Meski sudah beberapa kali disambangi petugas, aktivitas PETI di daerah ini seperti tak menimbulkan efek jera bagi para cukong dan pemodal besar, untuk merusak lingkungan dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di wilayah tersebut.

Sudianto, satu di antara supir rental mobil Kota Ketapang yang kerap melewati daerah itu mengatakan, pascaoperasi yang dilakukan jajaran Polres Ketapang akhir 2020 kemarin, aktivitas PETI saat ini tidak mengalami perubahan, yang malah terlihat lebih ramai dari sebelumnya.

Baca Juga: Dinkes Ketapang: Belum Ada Penolakan Vaksin Covid-19 dari Masyarakat

"Biase saye lewat di sana ngantar penumpang, nampaknye dak ade perubahan setelah di razia polisi tahun lalu, malah makin ramai menurut pandangan saye,” ujarnya kepada Warta Pontianak, Kamis 7 Januari 2021.

Pria yang kerap di sapa Bang Anto ini juga menjelaskan, memang beberapa kali dirinya melihat Polisi berada di daerah itu, namun tak tau apa yang dilakukan dan memang sudah menjadi pemandangan lumrah saat aparat datang menyambangi kawasan PETI tersebut.

Aktivitas PETI di Ketapang yang merusak alam
Aktivitas PETI di Ketapang yang merusak alam Warta Pontianak

"Beberapa kali waktu, saye ngantar penumpang ke kawasan peti di hulu sungai, Sandai dan Indotani, ade saye liat polisi di sana, main ke pondok-pondok pekerja PETI, cume saye dak tau menau polisi itu urusan nye ape main ke sana, dan menurut saye udah biase sih aparat ke sana di luar razia,” katanya.

Selain itu, Iwan Darmawan yang juga kerap melewati kawasan PETI Indotani mengatakan, kerap merasakan sedih melihat kawasan hutan yang dibabat oleh aktivitas PETI, namun terkesan dibiarkan oleh aparat penegak hukum tanpa ada tindakan serius untuk melarang aktivitas illegal yang menimbulkan kerusakan alam itu.

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x