WARTA PONTIANAK - Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama menggelar Studi Kebijakan Kebimasislaman Berbasis Riset di Jakarta.
Diskusi yang dipandu Sekretaris Ditjen Bimas Islam Muhammad Fuad Nasar ini diikuti oleh peneliti dari 25 lembaga riset di Indonesia.
Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin berharap para peneliti yang hadir dalam kegiatan tersebut dapat memberikan masukan program berkualitas bagi masyarakat.
“Ide pertemuan ini berangkat dari keinginan kita untuk mendesain program-program yang berkualitas,” ungkap Kamaruddin dikutip Warta Pontianak di laman resmi Kementerian Agama pada Sabtu, 19 Desember 2020.
Baca Juga: Kemenag Uji Publik Modul Peningkatan Kapasitas Penghulu
Menurut Kamaruddin, program ini benar-benar merespons dinamika sosial-keagamaan yang berkembang di tengah masyarakat, dan sekaligus juga merespons berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat dalam kehidupan berbangsa, bernegara serta beragama.
Lebih lanjut Kamaruddin menuturkan, Bimas Islam yang mengurusi hampir semua aspek kehidupan masyarakat Muslim mesti memperhatikan berbagai hasil penelitian yang dihimpun langsung dari tengah-tengah masyarakat.
Baca Juga: Dipakai Jaringan Teroris, Kemenag Perketat Aturan Kotak Amal
Sinergi dengan lembaga penelitian diharapkannya mampu melahirkan program yang inovatif dan aplikatif.
“Kita membutuhkan informasi tentang what is going on in the society. Apa yang sedang berlangsung dan berkembang di tengah masyarakat,” tukasnya.