Aktivis PTKI Diminta Tetap Kritis Terhadap Semua Kebijakan

- 27 Desember 2020, 23:18 WIB
Ace Hasan Syadzily dalam acara penyerahan sembako sekaligus Reses daerah pemilihan
Ace Hasan Syadzily dalam acara penyerahan sembako sekaligus Reses daerah pemilihan /[email protected]/

 

WARTA PONTIANAK - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily meminta agar aktivis mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) tetap kritis terhadap setiap kebiajakan, utamanya yang berkaitan langsung dengan kemaslahatan masyarakat.

Pesan ini dikatakan Ace Hasan Syadzily saat menjadi narasumber pada Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Nasional (DIKLATPIMNAS) untuk kalangan aktivis Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) se-Indonesia, Sabtu, 26 Desember 2020, melalui aplikasi zoom.

“Reposisi gerakan mahasiswa menjadi kekuatan kritis sebagai elemen civil society di tengah kuatnya dominasi negara adalah kekuatan penyeimbang," tegas Ace Hasan sebagaimana dikutip Warta Pontianak dari laman Kemenag, Minggu, 27 Desember 2020.

Baca Juga: Masjid ‘Paripurna’ Pekanbaru Diapresisasi Kemenag

Pemerintah, kata dia, dibangun dengan koalisi yang kuat. Jadi harus tetap ada mekanisme chek and balances dan itu salah satunya diperankan oleh mahasiswa sebagai kekuatan civiel society.

Alumni UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta ini berharap mahasiswa memiliki pandangan yang konstruktif dan kritis dalam menyikapi berbagai isu. Antara lain, isu ekonomi dan politik dalam pusaran persaingan global demi kepentingan strategis nasional.

Mantan Aktivis ’98 ini membawakan materi “Politik Kebangsaan Pasca Reformasi Dan Repoisisi Gerakan Mahasiswa”, pada even kaderisasi yang diikuti 80 aktivis mahasiswa. Sessi ini dipandu oleh Dosen UIN Walisongo Syifaul Anam.

Baca Juga: Intensifkan Moderasi Beragama, Kemenag Dukung Film Pendek Tepang Kajat

Ace menguraikan berbagai tantangan saat ini yang bisa berpengaruh pada kondisi Indonesia dengan tata dunia global, termasuk pandemi Covid-19.

“Masyarakat dunia mengalami krisis identitas proxy, krisis integritas dan munculnya kekuatan asing, termasuk persaingan ekonomi,” katanya.

Lebih lanjut diterangkan, dalam World Economic Forum, muncul issu-issu penting seperti instabilitas sosial yang meningkat tajam, malfungsi sistem manajemen nasional, ancaman cyber, bahaya terorisme, krisis finansial, gelombang migran–refugee world economic forum, dan krisis kenegaraan menuju fail state.

Dalam konteks global, Ace Hasan Sadzili mengutip Sidney Jones, pengamat terorisme yang mengatakan, ISIS berhasil mengubah konsep jihad menjadi urusan keluarga, dengan peran semua orang.

Baca Juga: Aktivis PTKI Jangan Tergoda Korupsi, Narkoba, Asusila, dan Terorisme

Sekitar 40 perempuan Indonesia dan 100 anak-anak di bawah 15 tahun berada di Suriah yang sebagian merasa terjebak oleh ajakan untuk berjihad, sebagian lain memang berkesadaran penuh menjadi bagian dari ISIS.

Diklatpimnas ini diinisiasi oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam bersama Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN Walisongo. Acara berlangsung 20-26 Desember secara online, dilanjutkan secara offline pada 29-30 Desember 2020.

Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Diktis Ditjen Pendidikan Islam Ruchman Basori mengatakan, calon pemimpin mahasiswa bisa banyak berkaca dari sosok Ace Hasan Sadzili, mantan aktivis mahasiswa yang kini menjadi legislatif.

“Para legislatif, birokrat, professional dan para tokoh di negeri ini menjadi best practices kepemimpinan  yang dapat dijadikan tauladan," tandasnya. ***

Editor: Ocsya Ade CP

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah