Kemenag Imbau Jemaah Haji Bawa Identitas, Ini Alasannya

- 8 Juni 2024, 11:07 WIB
Widi Dwinanda (foto), selaku anggota Media Center Haji Kementerian Agama menjelaskan perbedaan antara Visa Haji dan Visa Ziarah.
Widi Dwinanda (foto), selaku anggota Media Center Haji Kementerian Agama menjelaskan perbedaan antara Visa Haji dan Visa Ziarah. /pandapotans/kemenag.go.id

WARTA PONTIANAK - Pemerintah Indonesia melalui Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengingatkan jemaah agar senantiasa membawa identitas pengenal sebagai jemaah haji selama di Tanah Suci yaitu kartu dan gelang identitas, paspor, visa haji serta pengenal diri lainnya ketika ke luar hotel atau ke Masjidil Haram.

Hal ini sebagai imbauan lantaran Pemerintah Arab Saudi tengah memperketat pemeriksaan terhadap jemaah, khususnya untuk mengidentifikasi jemaah yang menggunakan visa non haji.

Baca Juga: Berangkatkan 37 WNI Pakai Visa Haji Palsu, Ini Yang Dilakukan Kemenag ke Agen Travel

Anggota Media Center Kementerian Agama, Widi Dwinanda mengatakan otoritas Arab Saudi pada penyelenggaraan haji tahun ini menerbitkan kebijakan seluruh jemaah haji harus memiliki smart card.

Program iini mendapat perhatian secara khusus dari Kementerian Haji, Kementerian Dalam Negeri, dan pihak Keamanan Umum Arab Saudi.

"Jemaah yang tidak memiliki smart card, dilarang masuk ke Armuzna, apapun kedudukannya. Pemerintah Arab Saudi menyiapkan sanksi berat bagi para pihak yang melanggar," ungkap Widi dalam keterangan resmi Kemenag, Jumat 7 Juni 2024.

"Karenanya, selain harus membawa smart card dan identitas lainnya saat berada di luar hotel. Segera lapor ke petugas sektor bila smart card miliknya hilang untuk segera di lakukan penggantian," sambungnya.

Menjelang puncak haji, Widi melanjutkan, PPIH melakukan persiapan pelaksanaan safari wukuf jemaah di Arafah. Persiapan melibatkan para petugas layanan lansia, disabilitas, dan tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH) dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), program safari wukuf ini terus disosialisasikan ke hotel-hotel jemaah menginap.

Widi menjelaskan, PPIH mengalokasikan 300 kuota yang bagi jemaah lansia yang tidak mampu melaksanakan wukuf di Arafah, kuota tersebut telah mempertimbangkan jumlah petugas yang akan membersamai jemaah yang disafariwukufkan.

"Setiap satu petugas akan mengurus lima jemaah lansia nonmandiri, termasuk memandikan, menyuapi, dan kebutuhan individu lansia lainnya. Mekanisme pendorongan jemaah safari wukuf dilakukan pada 9 Zulhijjah pagi, jemaah lansia di hotel transit dibawa dengan 10 bus menuju Arafah," terangnya.

Widi juga berpesan bagi jemaah khususnya jemaah muda dan sehat agar membantu jemaah lain khususnya jemaah lansia yang membutuhkan bantuan dan pertolongan selama di tanah suci.

"Saling peduli antarjemaah ini diharapkan menumbuhkan kebersamaan yang kuat dan menjadi ladang amal yang diperoleh selama menjalani ibadah haji," pesannya.

PPIH, lanjut Widi, terus mengingatkan jemaah agar menjaga kesehatan tubuhnya dengan istirahat yang cukup, makan tepat waktu, mengkonsumsi vitamin yang dibutuhkan dan melakukan konsultasi ke dokter kloter, klinik sektor bila mengalami keluhan kesehatan.

Baca Juga: 59 WNI Ditangkap Pihak Keamanan Arab Saudi karena Diduga Pakai Visa Haji Palsu

"Mengingat cuaca panas saat ini di Kota Makkah, aktivitas ibadah jemaah dapat dilakukan di musala hotel atau masjid sekitar hotel, mendalami manasik haji dan mengikuti bimbingan dan konsultasi ibadah yang diselenggarakan di musala hotel," tukasnya.

Editor: Faisal Rizal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah