Lebih lanjut, dr. Nazar pun mengungkap bahwa situasi tersebut bisa mencederai niat baik pemerintah menyelamatkan masyarakat.
Padahal, tugas menyelamatkan kesehatan masyarakat lewat vaksinasi disebut pemerintah sebagai amanat konstitusi.
Ia pun tak ingin pemerintah mengelak dengan mengatakan 'Oh, itu salah terjemah/tafsir'.
"Ndak bisa begitu, secara psikososial, harus kita yang menjelaskan! Dalam hal ini regulator (pemerintah)," tegas dr. Nazar.
Spesialis bedah itu menyebut kalau tak sebaiknya publik maupun pemerintah menyalahkan media soal simpang siur informasi Covid-19.
Justru, kata dr. Nazar, pers seharusnya diajak untuk ikut berkontribusi memberikan penjelasan di publik.
Baca Juga: Pemuda Kekinian Tak Cuma Bermain Game, Tapi Ciptakan Prestasi di E-Sport
Dengan demikian, ia menyimpulkan misinformasi di publik selama ini muncul karena pemerintah mengumumkan seolah-olah vaksin harus diimpor secepatnya.
"Begitu datang, itu akan diimplementasikan, akan dipergunakan. Ini berbahaya untuk penerima (vaksin), bukan kita (tenaga kesehatan)," tegas dr. Nazar.
"Ini sangat tidak menguntungkan kalau enggak mau disebut berbahaya," imbuhnya.