Bingung Investasi Saham untuk Biaya Pendidikan? Simak Tipsnya dari Lifepal

- 1 Februari 2021, 19:21 WIB
Ilustrasi biaya untuk pendidikan
Ilustrasi biaya untuk pendidikan /Tim Lifepal/Shutterstock

WARTA PONTIANAK - Melakukan investasi menjadi pilihan terbaik untuk mempersiapkan biaya pendidikan. Saham menjadi salah satu instrumen investasi dengan imbal hasil tinggi.

Mengingat biaya pendidikan anak adalah salah satu dari tujuan finansial setiap orangtua, apa saja hal yang bisa dilakukan terkait investasi saham dan mengumpulkan biaya pendidikan anak? Lifepal.co.id berbagi tipsnya untuk Anda:

1. Jangan gunakan dana pendidikan yang sudah ada untuk membeli saham

Jangan pernah “menggunakan dana yang memang sudah ada dan Anda siapkan sebagai biaya pendidikan anak untuk membeli saham.” Jika hal ini terjadi, Anda sama saja dengan menggunakan uang panas untuk berinvestasi. Sebaliknya, berinvestasilah untuk mengumpulkan atau menambah dana pendidikan anak.

Baca Juga: Tenaga Kesehatan Terpapar Covid-19, Puskesmas Teluk Melano Tutup Sementara Waktu

Dana pendidikan yang sudah ada, harus dimanfaatkan untuk segala kebutuhan akademis anak Anda, baik itu membayar SPP, membeli buku, seragam, membayar uang gedung, SKS, dan lainnya, bukan untuk investasi atau trading.

Jika memang Anda tidak memiliki dana menganggur, anggarkan saja dana sebesar minimal 10 persen dari penghasilan per bulan untuk membeli saham. Belilah saham dengan metode cost averaging secara rutin per bulan.

Baca Juga: Bank Syariah Indonesia Dibentuk, Ini Pesan Jokowi

2. Saham bisa digunakan untuk dana pendidikan anak di jenjang tinggi

Bila Anda memiliki anak yang masih duduk di bangku kelas 3 SD, tidak ada salahnya membeli saham untuk modal biaya pendidikannya di jenjang sekolah menengah atas atau S1. Hal itu disebabkan karena investasi yang Anda lakukan memiliki target di jangka panjang.

Anggap saja, di 22 Januari 2010 saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dibanderol di harga Rp4.825 per lembar. Tapi pada tanggal 29 Januari 2021 harganya sudah mencapai Rp33.800. Mereka yang membelinya 11 tahun yang lalu tentu mendapat keuntungan sebesar 600 persen.

Selama saham yang Anda beli adalah saham perusahaan dengan profitabilitas tinggi, keuangan sehat, dan prospek bisnis yang menjanjikan, maka harga saham dari perusahaan itu akan terus tumbuh, meski terjadi volatilitas dalam jangka waktu pendek.

Baca Juga: Ada 4.321 Relawan Puspa Dinkes Jabar, Dewi: Pendaftaran Masih Dibuka

3. Hindari membeli saham untuk dijual dalam jangka pendek

Anggap saja, Anda memiliki seorang anak yang akan masuk SD, SMP, SMA atau mendaftar kuliah dalam satu atau dua tahun ke depan. Itu artinya, Anda akan membayar biaya pendaftaran sekolah dan biaya lainnya dalam jangka waktu pendek.

Membeli saham untuk memenuhi tujuan finansial jangka pendek bisa saja dilakukan, namun hal ini “sangat berisiko.”

Transaksi di bursa sejatinya tidak jauh berbeda dengan transaksi di pasar. Hukum ekonomi berlaku dalam perdagangan tersebut, ketika suatu saham diborong banyak investor maka harganya akan meningkat, begitu pun sebaliknya.

Fluktuasi saham dalam jangka waktu satu atau dua tahun memang sangat tinggi. Bisa saja, karena sentimen buruk yang muncul dalam jangka waktu pendek yang mempengaruhi tingkat imbal hasil kita.

Alangkah baiknya untuk memilih instrumen rendah risiko. Sebut saja seperti deposito, surat berharga negara, atau reksa dana pasar uang.

Baca Juga: Begini Bahayanya bagi Kesehatan Jika Mengkonsumsi Garam Berlebihan

4. Pastikan Anda paham dengan risiko investasi saham

Investasi saham memiliki risiko tinggi dan tidak bisa dilakukan dengan cara asal-asalan.

Membeli saham sama halnya dengan membeli sebuah perusahaan. Walau kepemilikan Anda tidak banyak, Anda sudah membeli sebuah “bisnis.” Berinvestasi dengan membeli bisnis tentu saja membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Pahamilah analisis fundamental yang baik sebelum Anda membeli saham untuk berinvestasi. Kenalilah rasio-rasio yang menunjukkan profitabilitas, kesehatan keuangan, dan valuasi sebuah perusahaan, bandingkan pula kinerja dari perusahaan dengan kompetitornya.

Hindari melakukan pembelian saham hanya karena rumor atau mengikuti ajakan-ajakan teman atau tokoh-tokoh publik semata.

Baca Juga: Jika Tidak Mau Masuk Penjara, Setiap Mobil Harus Siapkan APAR

Itulah hal-hal yang harus Anda pahami sebelum memilih saham sebagai sebuah instrumen investasi untuk mengumpulkan biaya pendidikan anak.

Sebelum Anda memulai investasi ini, pastikan terlebih dulu Anda sudah mengetahui berapa total dana pendidikan yang dibutuhkan dan berapa tahun dana tersebut ditargetkan harus terkumpul.

Manfaatkanlah kalkulator waktu menabung di situs Lifepal untuk mempermudah proses Anda dalam berinvestasi.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Lifepal.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x