WARTA PONTIANAK – Setelah diumumkan jika Indonesia mengalami resesi, namun pasar saham justru meningkat.
Menurut keterangan Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Kalimantan Barat, Taufan Febiola, resesi yang diumumkan sudah diperkirakan oleh masyarakat dan pemerintah, karena secara 2 Quarter berturut-turut pertumbuhan ekonomi terkontraksi.
"Hal ini terjadi hampir di semua negara, tapi Indonesia masih lebih baik penurunan pertumbuhan ekonomi dibandingkan banyak negara akibat pandemi covid. Sehingga peluang Indonesia akan pulih lebih cepat disbanding dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Hal ini menjadi optimisme tersendiri bagi investor," ungkap Taufan, Jumat 6 November 2020.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Kian Memburuk, Sri Mulyani: Kita harus Berhutang ke Negara Lain
Selain itu, perkembangan hasil pemilihan presiden Amerika Serikat, juga berpengaruh kepada tindakan investor di pasar saham.
Di dalam negeri, lanjut Taufan, meskipun telah diumumkan resesi, investor lebih fokus melihat upaya pemerintah dalam tindaklanjut pemulihan ekonomi dan penangulanggan Covid-19.
"Lahirnya UU cipta kerja, program bantuan sosial hingga stimulus-stimulus yang dikeluarkan pemerintah justru mengundang lebih banyak investor saham di Indonesia untuk yakin berinvestasi di Bursa Efek Indonesia,” katanya.
Baca Juga: HAKI Tingkatkan Taraf Ekonomi Masyarakat Kalbar
Hal ini terlihat dari penambahan investor baru secara nasional mencapai 914.620 orang per Oktober 2020. Dan hal ini jauh lebih tinggi dari yang ditargetkan oleh Bursa Efek Indonesia sebesar 621.089 investor baru di tahun ini.