Jahat! Rusia dan China Menebar Ketidakpercayaan pada Vaksin Covid Uni Eropa

29 April 2021, 19:28 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 /New Talk

WARTA PONTIANAK – Menurut laporan media Eropa, ternyata media Rusia dan China mencoba menebar ketidakpercayaan pada vaksin Covid-19 dari barat.

 

Laporan tersebut mengatakan bahwa antara Desember dan April, media pemerintah kedua negara tersebut menerbitkan berita palsu secara online dalam sejumlah bahasa.

 

Dikutip Warta Pontianak dari Sky, mereka membuat sensasi keprihatinan terhadap keamanan vaksin yang berasal dari barat, mempublikasikan hubungan tak berdasar antara vaksin dan banyaknya kematian di Eropa.

 

Tidak hanya itu, kedua negara tersebut juga mempromosikan vaksin mereka sendiri sebagai vaksin yang lebih unggul.

 

Baca Juga: Update Kasus Virus Corona Rabu 28 April 2021 di Indonesia, Total 1.657.035 Terkonfirmasi Positif Covid-19

 

Dikabarkan, Rusia dan China membantah tuduhan dari media Eropa tersebut. Produsen Vaksin Rusia Sputnik V menanggapi laporan tersebut dengan mengatakan bahwa itu adalah korban informasi yang salah.

 

"Kami akan terus memerangi kampanye informasi salah tentang Sputnik V untuk kepentingan melindungi kehidupan di seluruh dunia dan menghindari monopoli vaksin yang mungkin diupayakan oleh beberapa produsen vaksin,” tambahnya.

 

China juga buka suara atas tuduhan tersebut dan mengatakan vaksinnya adalah barang publik global dan lebih cocok untuk negara berkembang dan juga Negara Balkan di barat.

 

Baca Juga: Uni Eropa Tanggapi Seruan Inggris Atas Tuduhan Nasionalisme Vaksin

 

“Diplomasi vaksin Rusia dan China mengikuti logika permainan zero-sum dan dikombinasikan dengan informasi salah dan upaya manipulasi untuk merusak kepercayaan pada vaksin buatan Barat," laporan disinformasi Uni Eropa.

 

Laporan itu menambahkan: "Baik saluran resmi China dan media pro-Kremlin telah memperkuat konten tentang dugaan efek samping vaksin Barat, salah merepresentasikan dan membuat sensasi laporan media internasional dan menghubungkan kematian dengan vaksin Pfizer / BioNTech di Norwegia, Spanyol dan negara-negara Eropa lainnya."

 

Diketahui, Uni Eropa memulai program vaksinasi mereka dengan sangat lambat tetapi sekarang semakin cepat.

 

Inggris, yang tidak lagi menjadi bagian dari blok tersebut, telah memberikan setidaknya satu dosis vaksin kepada lebih dari 50 persen orang dewasa.

 

Menurut laporan Uni Eropa, media Rusia mengatakan "Brexit menyelamatkan Inggris dari kekacauan vaksin yang melanda Uni Eropa”.

 

"Narasi semacam itu menunjukkan upaya untuk menabur perpecahan di dalam Uni Eropa,” tambah laporan tersebut.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler