Terinspirasi Game Online PUBG, Bocah Ini Nekat Tembak Mati Ibu dan Tiga Saudaranya

29 Januari 2022, 15:59 WIB
Ilustrasi pistol. /Pixabay/Alexas_Fotos /Pixabay

WARTA PONTIANAK - Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun di Pakistan menembak mati ibunya, kakak laki-laki, dua adik perempuannya.

Polisi di ibu kota provinsi Punjab, Pakistan menduga jika bocah itu "di bawah pengaruh" game online PUBG.

Nahid Mubarak, seorang petugas kesehatan ditemukan tewas bersama putranya yang berusia 22 tahun, Taimur dan dua putrinya yang berusia 17 dan 11 tahun di daerah Kahna, Lahore, Pakistan pekan lalu.

Baca Juga: Belasan Murid SD di Buton Dihukum Mengunyah Sampah oleh Oknum Gurunya, Orang Tua Lapor Polisi

Menurut keterangan polisi Pakistan, remaja yang tidak terluka dan merupakan satu-satunya yang selamat dari keluarga itu ternyata adalah pembunuhnya.

"Bocah pecandu PUBG (PlayerUnknown's Battlegrounds) mengaku telah membunuh ibu dan saudara-saudaranya di bawah pengaruh game," kata pernyataan itu, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman India Today.

"Dia mengalami beberapa masalah psikologis karena menghabiskan waktu berjam-jam bermain game online," kata pernyataan tersebut.

Polisi mengatakan Nahid adalah orangtua tunggal dan sering menegur bocah itu karena tidak memperhatikan pelajarannya karena selalu menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain PUBG.

"Pada hari kejadian, Nahid memarahi bocah laki-laki itu. Belakangan, anak laki-laki itu mengeluarkan pistol ibunya dari lemari dan menembaknya serta tiga saudaranya yang lain hingga tewas dalam tidurnya," tuturnya.

"Keesokan paginya, bocah itu membunyikan alarm dan tetangga menelepon polisi. Bocah itu waktu itu memberi tahu polisi bahwa dia berada di lantai atas rumah dan tidak tahu bagaimana keluarganya terbunuh," ujarnya.

Baca Juga: Fortuner di Parkiran Masjid Kabur saat Ditegur Warga, Diduga Pasangan Dalam Mobil Berbuat Mesum

Menurut polisi, pistol berlisensi itu diperoleh Nahid untuk perlindungan keluarganya, seraya menambahkan bahwa senjata itu belum ditemukan dari saluran pembuangan tempat bocah itu membuangnya.

Diketahui, hal ini merupakan kejahatan keempat yang terkait dengan game online yang terjadi di Lahore.

Ketika kasus pertama muncul pada tahun 2020, perwira polisi ibu kota saat itu Zulfiqar Hameed telah merekomendasikan larangan permainan untuk menyelamatkan nyawa, waktu, dan masa depan jutaan remaja.

Tiga pemain muda dari game tersebut telah meninggal karena bunuh diri dalam dua tahun terakhir dan polisi dalam laporannya menyatakan PUBG sebagai alasan di balik kematian tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah secara resmi memasukkan gangguan permainan sebagai penyakit dalam Klasifikasi Penyakit Internasional.

Baca Juga: Seorang Pria Pura-pura jadi Korban Tabrak Lari, Modus Kejahatan Baru

Gangguan bermain game didefinisikan sebagai pola perilaku yang ditandai dengan gangguan kontrol atas permainan (digital atau video), peningkatan prioritas yang diberikan kepadanya di atas aktivitas lain sejauh permainan lebih diutamakan daripada minat dan aktivitas sehari-hari lainnya, dan kelanjutan atau peningkatan permainan meskipun terjadinya akibat negatif.

Disclaimer: Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat.com dengan judul "Bocah Pakistan Tembak Mati Ibu dan Tiga Saudaranya, Diduga Terpengaruh Game Online PUBG"

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler