Kasus di Militer, PM Thailand Divonis Tidak Bersalah

- 2 Desember 2020, 19:34 WIB
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha. /ANTARA FOTO/Puspa PerwitasarI./

Putusan pengadilan itu dibacakan saat situasi di Thailand tengah memanas karena aksi protes massa yang telah berlangsung selama berbulan-bulan. Massa aksi menuntut Prayuth mundur dari jabatannya. Namun, Prayuth menolak mundur.

Prayuth sempat mengatakan ia akan menghormati keputusan hakim meskipun isi vonis tidak sesuai dengan harapannya. Sejauh ini, Prayuth belum dapat dihubungi untuk dimintai tanggapan terkait putusan pengadilan.

Baca Juga: Kemendagri dan BPKP Lakukan MoU, Mendagri: Setiap Rupiah Harus Diawasi

“Takdir yang akan menjawab. Semua telah ditakdirkan. Saya tidak khawatir. Saya percaya dengan kebaikan yang telah saya perbuat,” kata Prayuth di hadapan pendukungnya saat ia mengunjungi wilayah di luar Kota Bangkok.

Kubu oposisi dan massa aksi menuding Prayuth mencurangi pemilihan umum tahun lalu sehingga ia tetap berkuasa. Namun Prayuth mengatakan pemilu berjalan adil.

Aksi massa yang menuntut Prayuth mundur juga mendesak adanya perubahan pada konstitusi di Thailand, yang salah satunya meminta kekuasaan Maha Raja Vajiralongkorn dibatasi. Isu mengenai kerajaan merupakan topik yang dulu tabu dibahas di depan umum.

Pengunjuk rasa hari ini (2/12) mulai berkumpul di jalanan utama Bangkok — kawasan paling sibuk di ibu kota — untuk memprotes putusan pengadilan.

“Perjuangan ini belum berakhir. Ketika perbuatannya (Prayuth, red) tidak ada yang dianggap salah, maka negara ini menuju ke titik kritisnya,” kata kelompok pendemo, Free Youth, melalui pernyataan tertulisnya.***

Halaman:

Editor: Suryadi

Sumber: Reuters ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x