China dan AS Dikabarkan Gagal Jalin Kesepakatan tentang Perubahan Iklim

- 4 September 2021, 14:15 WIB
Ilustrasi China dan Amerika Serikat (AS)
Ilustrasi China dan Amerika Serikat (AS) /Karolina Grabowska/Pexels/

Baca Juga: India Perpanjang Penguncian Kashmir usai Kematian Syed Ali Shah Geelani di Penjara

“Tidak ada hasil adalah hasil. Hubungan [AS-China] mengambil korban di planet ini," ujar Li Shuo.

Kerry meninggalkan kota Tianjin di China pada hari Jumat 3 September 2021 waktu setempat, tanpa mendapatkan komitmen tegas dari Beijing, meskipun Kementerian Lingkungan China telah mengatakan, bahwa dialog itu terus terang, mendalam dan pragmatis sambil menjanjikan bahwa diskusi akan berlanjut.

Menurut SCMP, Beijing dilaporkan menolak proposal Kerry untuk mempercepat upaya iklim China, termasuk komitmen publik terhadap batas pemanasan global 1,5 derajat Celcius (2,7 derajat Fahrenheit) yang ditargetkan dalam perjanjian Paris 2015 dan kerangka waktu yang pasti untuk emisi karbon ke puncak sebelum tahun 2030.

China dilaporkan mencemooh permintaan AS untuk moratorium pembiayaan proyek-proyek batu bara di luar negeri, sementara juga menjatuhkan sanksi pada perusahaan surya China untuk Hak Asasi Manusia (HAM) di Xinjiang.

Baca Juga: Seorang Pria Ditembak Mati Polisi Setelah Menyerang Pengunjung Supermarket

Kerry telah memperingatkan bahwa pembangunan batu bara Beijing dapat membatalkan kapasitas global untuk memenuhi target lingkungan.

Kerry mengatakan kepada awak media, bahwa AS telah memperjelas penambahan lebih banyak pembangkit listrik batu bara yang merupakan tantangan signifikan bagi upaya dunia untuk menangani krisis iklim.

Terlepas dari janji untuk mencapai puncak konsumsi batu bara sebelum tahun 2030, China membawa 38,4 gigawatt pembangkit listrik tenaga batu bara baru ke dalam operasi tahun lalu, dan lebih dari tiga kali lipat dari yang dibawa secara global.

China telah menantang AS untuk memperbaiki hubungan dengan Beijing guna membuat kemajuan dalam perubahan iklim.

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Aljazeera South China Morning


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x