ASEAN Bisa Larang Jenderal Myanmar dari Pertemuan Puncak para Pemimpin

- 7 Oktober 2021, 15:08 WIB
Pemimpin Junta Militer Myanmar Min Aung Hlaing
Pemimpin Junta Militer Myanmar Min Aung Hlaing /The Japan Times

Saifuddin Abdullah, menteri luar negeri Malaysia, mengatakan kepada parlemen negara itu pada hari Rabu bahwa jika militer terus mengabaikan upaya ASEAN dalam penyelesaian konflik, Kuala Lumpur tidak akan mendukung kehadiran Min Aung Hlaing di KTT tersebut.

Menanggapi pertanyaan lanjutan tentang apakah Malaysia mungkin siap untuk terlibat dengan pemerintahan sipil bayangan, Saifuddin mengatakan Malaysia mungkin mempertimbangkan dialog dengan NUG “jika apa yang disepakati dalam konsensus tidak dapat dicapai”.

Lebih dari 1.000 orang tewas sejak para jenderal menggulingkan pemerintahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, dan ribuan lainnya ditahan. Beberapa penentang kudeta telah membentuk kelompok bersenjata mereka untuk melawan militer, sementara NUG telah menyatakan perang “defensif” melawan angkatan bersenjata.

Mengecualikan seorang pemimpin dari KTT akan menjadi langkah besar bagi ASEAN, yang beroperasi di bawah prinsip pengambilan keputusan konsensus dan keterlibatan yang tenang daripada konfrontasi. Mereka mengakui Myanmar ke dalam kelompok itu pada Juli 1997 ketika negara itu berada di bawah kekuasaan militer selama lebih dari 30 tahun.

Erywan mengatakan pemerintah militer belum secara langsung menanggapi permintaannya untuk bertemu dengan Aung San Suu Kyi, yang telah ditahan sejak Februari dan menghadapi sejumlah persidangan pengadilan.

Dia menambahkan bahwa dia telah mengusulkan program kunjungannya ke Myanmar kepada Menteri Luar Negeri yang ditunjuk militer Wunna Maung Lwin pekan lalu, tetapi pemerintah militer belum menanggapi.

Eric Paulsen, seorang pengacara dan perwakilan Malaysia untuk Komisi Antarpemerintah ASEAN untuk Hak Asasi Manusia (AICHR), mengatakan pendekatan yang lebih keras yang diisyaratkan Malaysia dapat memaksa para jenderal untuk bekerja sama.

Baca Juga: Hampir 1000 Warga Sipil Tewas Sejak Aksi Kudeta Militer di Myanmar

"Jangan salah, terlepas dari pembicaraan keras junta tentang 'berjalan dengan sedikit teman' atau bahwa mereka terbiasa dengan sanksi & isolasi internasional, mereka mendambakan legitimasi & menghargai keanggotaan dan kerja sama ASEAN," tulisnya di Twitter.***

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah