ASEAN Bisa Larang Jenderal Myanmar dari Pertemuan Puncak para Pemimpin

- 7 Oktober 2021, 15:08 WIB
Pemimpin Junta Militer Myanmar Min Aung Hlaing
Pemimpin Junta Militer Myanmar Min Aung Hlaing /The Japan Times

WARTA PONTIANAK - Utusan dari negara-negara dari Asia Tenggara sedang mendiskusikan untuk tidak mengundang kepala rezim militer Myanmar ke pertemuan puncak para pemimpin mereka akhir bulan ini, setelah para jenderal gagal membuat kemajuan pada peta jalan yang disepakati untuk memulihkan perdamaian setelah kudeta Februari mereka menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan, sebuah konflik regional.

Kegagalan militer untuk bertindak atas rencana lima poin yang disepakati pada bulan April dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) adalah “sama dengan mundur”, Erywan Yusof, utusan khusus kelompok itu untuk Myanmar, mengatakan pada konferensi pers pada hari Rabu.

Baca Juga: Myanmar Pilih Tak Bicara kepada Pemimpin Dunia di Majelis Umum PBB

Myanmar berada dalam kekacauan sejak panglima militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing merebut kekuasaan pada 1 Februari, mengakhiri 10 tahun langkah tentatif menuju demokrasi dan memicu protes luas dan gerakan massa pembangkangan sipil.

Erywan, menteri luar negeri kedua Brunei, ketua ASEAN saat ini, mengatakan bahwa blok itu sedang dalam diskusi tentang tidak mengundang pemerintah militer untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak virtual yang dijadwalkan akan dimulai pada 26 Oktober.

“Hingga hari ini, belum ada kemajuan dalam implementasi konsensus lima poin, dan ini menimbulkan kekhawatiran,” kata Erywan.

Juru bicara pemerintah militer Myanmar Zaw Min Tun tidak menanggapi panggilan dari kantor berita Reuters pada hari Rabu. Pekan lalu, dia mengatakan pada konferensi pers bahwa Myanmar bekerja sama dengan ASEAN tanpa mengorbankan kedaulatan negara.

Upaya blok tersebut untuk terlibat dengan militer Myanmar telah dikritik oleh para pendukung demokrasi, dan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), pemerintahan bayangan yang dibentuk oleh para politisi yang digulingkan dari jabatannya oleh para jenderal.

Baca Juga: Militer Myanmar Bebaskan Biksu Anti Muslim yang Terkenal Sangat Kejam

Namun, ada tanda-tanda bahwa beberapa negara dalam kelompok 10 anggota semakin frustrasi.

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x