Islamic Boording School Al Mansyur, Ponpes Pertama di Kalbar Terapkan Bahasa Arab dan Inggris

8 Juni 2021, 17:28 WIB
Santri Pondok pesantren /Humas Islamic Boording School Al Mansyur/

WARTA PONTIANAK – Pendidikan berbasis pondok pesantren tengah berkembang, khususnya di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Saat ini, telah hadir Pondok Pesantren Islamic Boording School Al Mansyur, sebuah pondok pesantren pertama di Kalbar yang menerapkan bahasa Arab dan bahasa Inggris dalam aktivitas sehari-hari. Ponpen ini berlokasi di Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.

“Sekitar 15 menit dari Bandara Internasional Supadio Pontianak,” kata Pengasuh Ponpes Islamic Boording School Al Mansyur, Mansur Zahri saat dihubungi, Selasa 8 Juni 2021.

Menurut Mansur, Ponpes Islamic Boording School Al Mansyur mulai berdiri 4 April 2019. Sampai saat ini, mereka sudah mengasuh sebanyak 120 santri dan santriwati.

“Untuk pendaftaran santri dan santriwati baru masih dibuka sampai akhir bulan Juni 2021 ini. Masalah biaya jangan khawatir, sangat terjangkau,” ucap Mansur.

Baca Juga: Anak-anak Warga Komplek Cendana Indah Ikuti Pesantren Kilat Ramadhan

Mansur menjelaskan, kendati keseharian menggunakan bahasa Arab dan Inggris, namun tanpa mengurangi nilai pesantren, salah satunya kajian kitab kuning dengan menggunakan amsilati atau metode baca cepat kitab kuning.

“Untuk sekolah formal kami hanya membuka jenjang SMP dan SMA,” jelas Mansur.

Mansur melanjutkan, pihaknya masih terus berbenah diri, pencapaian program unggulan, untuk bahasa Arab dan bahasa Inggris ditargetkan 3 bulan santri sudah bisa memperaktekkannya.

“Demi menunjang kefasihan bahasa Inggris, kami juga mengundang native speaker dari Eropa, yakni Lunis dari Francis,” ungkap Mansir.

Baca Juga: 17 Santri di Pondok Pesantren di Kota Pontianak Terkonfirmasi Positif Covid-19

Mansur meyakinkan, agar target penguasaan bahasa santri baru dalam 3 bulan tercapai, selama setengah jam di setiap pagi, santri wajib berkumpul di lapangan pondok untuk melaksanakan muhadasah bagi bahasa Arab dan konfersesion bagi Inggris.

“Kegiatan itu dilakukan setelah mereka setoran mufrodot untuk bahasa Arab dan setoran vocabulary untuk bahasa Inggris,” jelas Mansur.

Setelah para santri mereka bisa menggunakan bahasa Arab dan Inggris dalam keseharaian, baru dilanjutkan dengan pelajaran membaca kitab kuning.

Baca Juga: Sebut Banyak Lulusan Pesantren Jadi Orang Terpandang, Wahyudi Hidayat : Sebarkan Agama Islam yang Toleran

“Kami targetkan, dalam 2 tahun santri sudah bisa mempraktekkan membaca kitab kuning,” harap Mansur.

Selain itu, Mansur juga membuka program unggulan berikutnya yaitu tahfid dengan target 7 bulan sudah bisa menghafal Alquran 30 juz.

“Sebelum masuk kelas tahfid, selama 3 bulan mereka belajar praktik bahasa Arab terlebih dahulu, agar lebih mudah memahami arti yang ada di dalam Alquran dan sebagai bahasa sehari hari di pondok,” tutup Mansur. ***

Editor: Yuniardi

Tags

Terkini

Terpopuler