Puluhan TKA Asal Cina 'Serbu' Proyek Smelter Grade Alumina Refinery Sungai Kunyit Mempawah

- 8 Mei 2021, 18:00 WIB
Sekelompok TKA asal Tiongkok tampak berkeluyuran di Pasar Mempawah hebohkan warga
Sekelompok TKA asal Tiongkok tampak berkeluyuran di Pasar Mempawah hebohkan warga /Hamzah/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK – Rombongan Warga Negara Asing (WNA) asal Cina yang sempat terekam kamera warga sedang keluyuran di Kota Mempawah, Jumat 07 Mei 2021 malam, tenyata merupakan Tenaga Kerja Asing (TKA) yang rencananya akan dipekerjakan pada proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Kunyit.

Baca Juga: Waduh, WNA Asal Tiongkok Bebas Masuk ke Mempawah saat Pemerintah Melarang Mudik Warganya

Pengawas Ketenagakerjaan Provinsi Kalbar Wilayah Kerja Mempawah, Eko Andriyatno mengungkapkan, 20 TKA tersebut menginap di kos di Jalan A Djaelani. atau di sekitaran rumah dinas Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Mempawah sejak beberapa waktu lalu.

“Awalnya datang 11 orang, lalu datang lagi 9 orang. Sehingga total ada 20 orang TKA yang menginap di kos-kosan itu. Semuanya berasal dari Tiongkok,” ungkapnya, Sabtu 8 Mei 2021.

Eko mengaku telah melakukan pendataan dan menyambangi 20 TKA Cina tersebut. Menurut Eko, 20 TKA ini terpaksa menginap di kos-kosan di Mempawah lantaran base camp di lokasi pekerjaan belum siap.

“Base camp di sana (lokasi pekerjaan SGAR) belum siap. Kita sudah koordinasi dengan PT BAI, dan kemungkinan dalam minggu ini mereka bisa masuk ke lokasi kerja. 20 TKA ini terdiri dari 19 laki-laki dan 1 perempuan,” bebernya.

Baca Juga: Maknai Keistimewaan Bulan Suci Ramadhan, Klinik Nusa Sehat Berbagi Takjil dan Masker Kepada Sesama

Selain itu, kata Eko phaknya telah melakukan pengecekan dokumen dan kelengkapan 20 TKA Tiongkok tersebut. Dia memastikan seluruh TKA telah memenuhi syarat dan kelengkapan dokumen yang diperlukan.

“Saya sudah minta dokumen mereka. RPTKA, notifikasi dan pasport, visa serta bukti karantina di Wisma Atlet ada juga sudah ada. Namun, dalam hal ini ranah kami hanya RPTKA dan notifikasi. Sedangkan lainnya kewenangan Imigrasi,” tegasnya.

Dari seluruh TKA itu, Eko mengatakan tidak ada yang bisa berbahasa Indonesia. Hanya ada beberapa orang yang memiliki kemampuan bahasa inggris, sedangkan yang lainnya hanya bisa berbahasa China.

Halaman:

Editor: Faisal Rizal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x