WARTA PONTIANAK - Aksi bajak laut yang beraksi di kepulauan Karimata, Kabuoaten Kayong Utara, Kalbar membuat para nelayan merasa resah. Hal ini karena bajak laut itu telah mengganggu aktivitas, sekaligus mengancam keselamatan para nelayan.
Baca Juga: Tiga Remaja Kaget Temukan Mayat di Jalan Nelayan Jongkat
"Pembajak itu merampas barang-barang nelayan, seperti solar, beras dan ikan hasil tangkapan nelayan. Dengan total kerugian kurang lebih Rp16 juta. Kita sudah melaporkan hal tersebut ke Bupati dan aparat hukum di Polres Kayong Utara," kata petugas di Kantor Camat Kepulauan Karimata Yerry Syulasman saat dihubungi di Sukadana, Minggu 5 Juni 2021.
Sekelompok bajak laut itu, katanya mengintai dan menjarah nelayan yang berada di Kepulauan Karimata dengan menggunakan senjata api saat menangkap ikan.
Dikatakannya, aksi bajak laut ke sejumlah nelayan telah terjadi sejak bulan Ramadhan lalu dan sudah dilaporkan ke pihak berwajib, namun belum ada pelaku yang berhasil ditangkap sampai saat ini.
"Nelayan kita di Kepulauan Karimata merasa sangat takut dengan aksi perompak itu yang sewaktu-waktu bisa meneror mereka ketika sedang mencari ikan di lautan lepas," jelasnya.
Baca Juga: Angin Segar Bagi Kayong Utara, Bandara Sukadana Sejalan Dengan RPJMN 2020 – 2024
Ia mengungkapkan, pihaknya sudah menerima laporan sebanyak tiga kapal yang menjadi korban aksi bajak laut yang menghantui perairan Karimata. Dari laporan tersebut, didapat informasi jika bajak laut tersebut beraksi pada malam hari dengan jumlah pelaku cukup banyak.
"Ada tiga pemilik kapal nelayan yang sudah melapor ke kita yaitu KM Batara 2, KM PO Saedon dan KM Anugrah. Ketiganya ini terjadi di pertengahan Ramadhan kemarin hingga sekarang," ujar dia.
Menurut para nelayan, para bajak laut itu menggunakan kapal dengan mesin 4 silinder dengan modus ingin menguasai barang-barang milik nelayan dengan menggunakan senjata api yang mereka todong.
Baca Juga: Dermaga Penambatan Kapal di Desa Pelapis Putus, Dishub Kayong Utara Dinilai Lamban
Sekedar informasi, Kepulauan Karimata merupakan salah satu sentra perikanan di Kabupaten Kayong Utara yang berbatasan langsung dengan Provinsi Bangka Belitung.***