Mengenang Martin Siregar, Belajar Jujur Mulai dari Tulisan

- 18 Oktober 2021, 00:36 WIB
Aktivis pergerakan sosial Kalbar, Martin Siregar telah tutup usia
Aktivis pergerakan sosial Kalbar, Martin Siregar telah tutup usia /Dokumentasi/

WARTA PONTIANAK - Kabar itu datang. Beberapa anggota grup whatapps yang sebagian besar mantan aktivis 98' itu masih menyimpan keraguan, bahkan cendrung tidak percaya. Satu per satu berupaya mengkonfirmasinya. Telpon tak berhenti berdering, pesan singkat bertubi-tubi masuk. Dan, kabar itu benar adanya. Martin Siregar telah pulang ke pangkuanNya.

Semua berkumpul di satu meja panjang. Tepat depan ruang Yohanes, di Rumah Duka Santo Michael Antonius Pontianak. Mereka mengiringi langkah-langkah kepulangan Martin Siregar, sosok aktivis yang sejak 1998 tak henti membangun gagasan, dan gerakan sosial tentang pentingnya kaum terdidik berpihak terhadap kelompok marjinal, dan meruntuhkan sekat-sekat kelas sosial.

"Saya masih ingat, ketika ia mengorganisir PKL (Pedagang Kaki Lima) di Pontianak. Ia tak sungkan teriak memarahi elit politik untuk berpihak kepada kelompok marjinal," kenang Komisioner Bawaslu Provinsi Kalbar, Faisal Riza.

Bukan hanya itu, Martin juga punya peran besar pada isu perlindungan anak dan pluralisme di Kalbar. Kontribusinya tercermin ketika ia bersama almarhum Abdullah HS (Komisioner Komisi Informasi Publik Kalbar 2010-2014), almarhum Hamka Siregar (Mantan Rektor IAIN Pontianak ), Hairiah (Wakil Bupati Sambas Periode 2016-2021) membentuk Yayasan Pelangi.

Baca Juga: Devi Waluyo: Lina Yunita, Pelapor David Noah Terkait Dugaan Penggelapan Meninggal Dunia

Lewat yayasan itu, ia ingin membangun gerakan anak muda sebagai pendobrak sekat-sekat sosial yang terlanjur kokoh di atas kepentingan elit politik.

Belakangan, gerakannya semakin meredup seiring kondisi tubuhnya yang mulai melemah akibat digrogoti penyakit. Tapi tidak pada gagasan-gagasannya. Lewat bukunya, (Unkonvensional, Istriku, Bah!, Kawan Kentalku Bason dan Sejarah Unkonvensional) ia menuangkan semua kegelisahan dan perasaannya.

"Lewat tulisan-tulisan itu, bang Martin ingin anak muda terus menulis. Belajar jujur mulai dari tulisan. Itu sebannya banyak anak muda mengenangnya sebagai guru, keluarga dan sahabat," ujar Faisal yang akrab disapa Ical.

Di lain cerita, Pengamat Sosial dan Lingkungan, Hermayani Putera mengenangnya sebagai sosok yang paling konsisten terhadap nilai kemanusian dan kejujuran yang selalu dipraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Halaman:

Editor: Yuniardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x