Kompetisi TIK Disabilitas Wujudkan Transformasi Digital Indonesia

28 November 2020, 14:14 WIB
Menteri Kominfo Johnny G. Plate /Humas Kominfo/

WARTA PONTIANAK - Kementerian Komunikasi dan Informatika kembali menggelar Kompetisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional untuk Disabilitas secara Daring. Menurut Menteri Kominfo Johnny G. Plate, kompetisi ini menjadi langkah afirmatif untuk mengajak kalangan difabel untuk turut andil mewujudkan Transformasi Digital Indonesia.

"Hari ini kita bisa menghadiri kegiatan keberpihakan, suatu langkah afirmatif dari Kementerian Kominfo dan lingkungannya, mitra-mitranya dan ekosistemnya menunjukkan rasa empati dan mengajak serta kaum difabel Indonesia untuk mengambil bagian secara konkret dalam transformasi digital Indonesia," ujarnya dalam Pembukaan Kompetisi TIK Nasional untuk Disabilitas, di Museum Nasional, Jakarta, Jumat 27 November 2020.

Dalam rilis yang diterima Warta Pontianak, Sabtu 28 November 2020, Menteri Kominfo mendorong peserta kompetisi dan seluruh masyarakat selalu berada dalam semangat optimisme yang positif untuk terus menjaga asa di masa pandemi Covid-19. Menteri Johnny menyatakan saat ini, Indonesia sedang memasuki era transformasi digital, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan nasional untuk menyongsong Visi Besar Indonesia Maju 2045.

Baca Juga: Kominfo Lelang Frekuensi 2,3 GHZ untuk keperluan Jaringan 5G

"Pemerintah Indonesia meyakini transformasi digital bukan hanya mengenai pembangunan infrastruktur fisik, melainkan juga menyoal bagaimana teknologi dapat menjadi katalis peningkatan kapasitas masyarakat secara inklusif dan humanis," tegasnya.

Menteri Kominfo mengatakan, Program Kompetisi TIK Nasional merupakan salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Kominfo bersama BAKTI Kementerian Kominfo untuk memperluas kesempatan dan mengembangkan eksosistem transformasi yang lebih inklusif. Menteri Johnny pun mengapresiasi semua pihak yang ikut mendukung kompetisi itu.

"Saya mengapresiasi semua pihak yang telah bekerja keras dalam penyelenggaraan kompetensi ini dan berharap agar kompetensi dapat berjalan lancar untuk memfasilitasi para peserta terbaik bangsa, yang telah diseleksi dari kompetensi tingkat sebelumnya," ujarnya.

Menteri Kominfo menyadari masih terdapat ruang yang luas untuk memastikan akses digital yang adil dan setara bagi para kaum difabel. Secara khusus, Kementerian Kominfo dan BAKTI mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas digital kaum difabel.

"Sebelumnya, Kementerian Kominfo telah mengadakan pelatihan sebanyak dua kali pada tahun 2016 dan 2017 dengan masing-masing 500 peserta. Tahun ini, pelatihan kembali diadakan secara daring dengan jumlah peserta hingga sekitar 1.600 orang dan menjangkau hingga pulau-pulau terluar di wilayah nusantara kita. Dari 291 orang yang mengikuti pelatihan ini berasal dari desa-desa tertinggal, terdepan dan terluar atau yang dikenal dengan wilayah 3T. Dan 19 orang di antaranya yang meminta asistensi khusus terkait jaringan internet atau hanya 19 dari 291 orang," ungkapnya.

Baca Juga: Wakil Ketua DPR Desak Kominfo untuk Edukasi Warga

Sejalan dengan percepatan Transformasi Digital Nasional, menurut Menteri Johnny, Kementerian Kominfo memberikan perhatian khusus kepada kaum difabel dengan mendukung adopsi teknologi dalam inovasi-inovasi yang dapat menjawab keterbatasan sosial yang ada.

"Termasuk tentunya dalam hal ini kaum difabel. Beberapa startup telah menunjukkan bagaimana penerapan teknologi dapat menjawab berbagai tantangan dan menjadi alat untuk penyetaraan," jelasnya.

Menteri Kominfo menyontohkan beberapa startup seperti Thisable bisa menjawab permasalahan kaum difabel yang masih sulit mendapatkan kesempatan yang sama dalam mencari pekerjaan dengan menyediakan platform yang menghubungkan para pencari kerja dengan instansi yang membuka lowongan kerja bagi kelompok kaum difabel.

"Dalam memberdayakan kaum difabel dan mempopulerkan tenun sebagai produk kebudayaan dari Toraja, startup Tenoon juga mendorong keterlibatan kaum difabel dalam produksi dan bisnis kain," tambah Menteri  mengungkap contoh startup lain dengan layanan untuk difabel.

Baca Juga: Tinjau Pusat Sumber Benih, Presiden : Tanam Yang Punya Fungsi Ekonomi dan Ekologi

Untuk memberikan kesempatan yang setara bagi seluruh lapisan masyarakat, Menteri Johnny menegaskan Kementerian Kominfo melalui Badan Layanan Umum BAKTI Kominfo menargetkan menyelesaikan pembangunan BTS di 12.548 desa/kelurahan yang belum terlayani sinyal 4G paling lambat diselesaikan pada  tahun 2022.

"Dalam hal ini tentunya kaum difabel termasuk di dalamnya, Kominfo juga mempunyai komitmen memperkuat konektivitas Internet di berbagai penjuru nusantara. Pada tahun 2023 mendatang, Kominfo juga berencana untuk meletakkan High-Throughput Satellite atau satelit besar multifungsi setara atau dengan kapasitas 150 gigabyte per second di slot orbit Indonesia 146E pada kuartal IV tahun 2023," jelasnya.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: Kominfo

Tags

Terkini

Terpopuler