Yahoo Resmi Stop Layanan di China, Ini Alasannya

- 3 November 2021, 11:27 WIB
Yahoo resmi stop layanan di china
Yahoo resmi stop layanan di china /UPI/Mohammad Kheirkhah

WARTA PONTIANAK - Perusahaan teknologi Yahoo secara resmi menghentikan izin akses layanannya di China daratan pada Senin 1 November 2021.

Keputusan itu diambil dengan alasan lingkungan bisnis dan hukum yang semakin menantang di negara tersebut.

Baca Juga: Demi Keamanan, China Larang Pembangunan Gedung Tinggi diatas 500 Meter

"Sebagai pengakuan atas lingkungan bisnis dan hukum yang semakin menantang di China, rangkaian layanan Yahoo tidak akan lagi dapat diakses dari daratan China mulai 1 November. Yahoo tetap berkomitmen pada hak-hak pengguna kami dan internet yang bebas dan terbuka. Kami berterima kasih kepada pengguna kami atas dukungan mereka," kata juru bicara Yahoo kepada Reuters melalui surel, dikutip pada Rabu 3 November 2021.

Langkah Yahoo mengikuti langkah Microsoft sebelumnya yang menghentikan layanan LinkedIn di China pada bulan lalu. LinkedIn juga beralasan bahwa lingkungan operasional dan persyaratan kepatuhan di China lebih menantang.

Baca Juga: China dan Rusia Dorong PBB untuk Melonggarkan Sanksi Terhadap Korea Utara

Yahoo telah mengurangi layanannya di China secara bertahap selama beberapa tahun terakhir. Sebelum Senin, perusahaan itu masih mengoperasikan aplikasi cuaca dan beberapa halaman yang menampilkan artikel berita dalam bahasa asing.

Bisnis Yahoo memasuki China pada 1998. Pada 2012, Yahoo mencapai kesepakatan dengan Alibaba untuk menjual sahamnya di raksasa e-commerce. Kesepakatan itu membuat Alibaba mendapatkan hak untuk mengoperasikan Yahoo China di bawah merek Yahoo hingga empat tahun.

Yahoo China kemudian menutup layanan e-mail dan portal webnya tetapi merek tersebut mempertahankan pusat penelitian dan pengembangan global di Beijing hingga 2015.

Baca Juga: AS akan Pererat Hubungan dengan Taiwan Guna Melawan China

Kepergian Yahoo dari negara tersebut terjadi ketika Beijing memberlakukan pembatasan baru pada perusahaan internet di berbagai bidang, mulai dari konten hingga privasi pelanggan serta undang-undang baru.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x