Kisah Hidup Jenderal Sudirman: Sang Panglima Besar yang Inspiratif

19 Februari 2024, 12:30 WIB
Jenderal Sudirman /

WARTA PONTIANAK – Jenderal Soedirman, lahir di Purbalingga, Jawa Tengah, pada tanggal 24 Januari 1916, merupakan sosok pahlawan nasional yang tak tergantikan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sebagai Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) pertama, ia memimpin pasukan dengan keberanian, kegigihan, dan patriotisme yang luar biasa, menginspirasi generasi muda Indonesia hingga saat ini.

Masa Kecil dan Pendidikan

Soedirman dibesarkan dalam keluarga priyayi. Ayahnya, Karsid Kartawiraji, bekerja sebagai mantri tani, sedangkan ibunya, Siyem, merupakan keturunan Wedana Rembang.

Sejak kecil, Soedirman menunjukkan kecerdasan dan semangat belajar yang tinggi. Ia menempuh pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dan kemudian melanjutkan ke Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta.

Di AMS, Soedirman aktif dalam organisasi pemuda Muhammadiyah dan kepanduan Hizbul Wathan, di mana ia mulai mengembangkan jiwa kepemimpinannya.

Karir Militer yang Cemerlang

Pada tahun 1940, Soedirman bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air), organisasi militer bentukan Jepang.

Di sana, ia menunjukkan bakat militernya dan dengan cepat naik pangkat. Setelah kemerdekaan Indonesia, Soedirman aktif dalam pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat).

Pada usia 29 tahun, ia terpilih sebagai Panglima Besar TKR, sebuah pencapaian luar biasa yang menunjukkan kepercayaan dan pengakuan atas kemampuannya.

Perjuangan Melawan Belanda yang Gigih

Di bawah kepemimpinan Soedirman, TKR berkembang menjadi TNI yang kuat dan mampu melawan Belanda.

Baca Juga: Kisah Hero Mobile Legend di dunia Nyata, Yi Sun-sin: Pahlawan Laut dari Korea

Ia memimpin pasukannya dalam berbagai pertempuran sengit, termasuk Agresi Militer I dan II. Pada masa Agresi Militer II, Soedirman menunjukkan kegigihannya yang luar biasa.

Meskipun menderita sakit TBC yang parah, ia tetap memimpin pasukannya bergerilya di hutan-hutan Jawa Tengah. Keteguhan dan semangatnya menjadi inspirasi bagi para prajuritnya untuk terus berjuang melawan penjajah.

Wafat dan Warisan yang Abadi

Soedirman wafat pada tanggal 29 Januari 1950 di Magelang karena sakit TBC. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi rakyat Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta, sebagai penghormatan atas jasa-jasanya yang luar biasa.

Soedirman bukan hanya seorang panglima perang yang handal, tetapi juga pemimpin yang sederhana dan merakyat.

Baca Juga: Napoleon Bonaparte: Kaisar dan Penakluk yang Kontroversial

Ia dikenal dengan disiplinnya yang tinggi dan selalu memberikan contoh kepada para prajuritnya. Keberanian, kegigihan, dan patriotismenya menjadi warisan yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon

Tags

Terkini

Terpopuler