Baca Juga: Kisah Hidup Adam Malik: Dari Jurnalis Menjadi Diplomat Ulung
Sebagai Panglima Besar, Sudirman memimpin perjuangan bersenjata melawan Belanda dalam berbagai operasi militer, seperti Agresi Militer I dan II. Ia dikenal sebagai pemimpin yang berani, tegas, dan inspiratif.
Perjuangan Gerilya
Pada tahun 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II dan menyerang Yogyakarta, ibukota Indonesia saat itu. Sudirman memimpin pasukannya melakukan perang gerilya di hutan-hutan Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Perang gerilya ini merupakan strategi yang efektif untuk melawan Belanda. Pasukan Sudirman yang bergerak secara mobile dan tersembunyi berhasil melakukan berbagai serangan terhadap Belanda.
Wafat dan Warisan
Sudirman wafat pada tanggal 29 Januari 1950 di Magelang karena penyakit TBC yang dideritanya selama perjuangan gerilya. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
Baca Juga: Gus Dur, Sang Guru Bangsa dan Pejuang Kemanusiaan
Jenderal Sudirman dikenang sebagai pahlawan nasional yang gagah berani dan memiliki integritas tinggi. Ia menjadi simbol perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah. Keteladanan dan semangat perjuangannya terus menginspirasi generasi muda bangsa Indonesia. ***