Upaya Gulingkan PM James Marape Kandas, PNG Tunda Proses Politik

- 14 Desember 2020, 21:36 WIB
Bendera Papua Nugini
Bendera Papua Nugini /Pixabay

WARTA PONTIANAK - Upaya kelompok oposisi di Papua Nugini (PNG) untuk menggulingkan Perdana Menteri James Marape terhenti karena ketua parlemen yang tampaknya sedang buntu, menunda proses politik itu selama dua hari.

Marape telah berkuasa selama 18 bulan setelah menggantikan pemimpin lama PNG Peter O'Neill dalam situasi yang sama dalam memperebutkan suara di parlemen.

Dilansir dari Antara, Senin 14 Desember 2020, tantangan terhadap pemerintahan Marape telah mendapatkan dukungan selama beberapa hari terakhir dengan pemerintah yang terbebani oleh tingkat hutang yang parah dan sedikit kemajuan dalam negosiasi dengan perusahaan sumber daya untuk mengamankan bagian kekayaan yang lebih besar bagi negara. 

Baca Juga: Uni Eropa Minta Pengguna Kecerdasan Buatan Perhatikan Risiko

Ketika para legislator PNG memasuki parlemen pada Senin, tampaknya tidak ada pihak yang jelas-jelas memiliki suara mayoritas, dengan jumlah suara yang terbagi rata.

Masalah itu diperumit oleh perdebatan tentang kelayakan salah satu anggota oposisi yang telah dinyatakan pailit.

Tanpa adanya tanda-tanda resolusi, ketua parlemen Papua Nugini Job Pomat pun menunda persidangan hingga Rabu.

"Demi kepentingan terbaik parlemen, untuk kepentingan terbaik negara dan kepentingan terbaik rakyat Papua Nugini, sidang parlemen ditunda," kata Pomat kepada para anggota parlemen.

Baca Juga: Irlandia Lanjutkan Pembatasan Sosial di Januari 2021

Marape menolak untuk mengundurkan diri dan bersikeras dia mendapat dukungan 55 anggota parlemen dari 111 kursi parlemen, yakni jumlah suara yang cukup untuk tetap menjabat dengan dukungan dari ketua parlemen.

Namun, kelompok oposisi mengatakan pihaknya telah mendapat dukungan dari 56 anggota parlemen. Kelompok oposisi mengatakan akan mencalonkan menteri luar negeri Marape, Patrick Pruaitch, sebagai perdana menteri baru PNG.

Penangguhan sidang parlemen itu akan memberikan waktu bagi kedua belah pihak untuk mencoba memenangkan dukungan menjelang mosi tidak percaya terhadap perdana menteri Marape.

Baca Juga: Alibaba, Tencent dan Hive Box Didenda Rp 3,24 Miliar, Ada Apa?

Seorang analis mengatakan Marape dipandang gagal memenuhi janji yang dibuatnya.

"Marape memenangkan kekuasaan atas narasi populis nasionalis tetapi untuk saat ini, Marape tampaknya hanya berbicara dan kurang bertindak," kata Jonathan Pryke, Direktur Program Kepulauan Pasifik di lembaga pemikir Lowy Institute.

Menurut Pryke, pemilihan Patrick Pruaitch sebagai calon perdana menteri baru PNG dapat memecah suara di kelompok oposisi, dengan beberapa anggota parlemen dari daerah Highlands yang miskin tetapi kaya akan gas, tidak mau mendukung Pruaitch. ***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah