Network
WARTA PONTIANAK - Harga emas kembali menguat di Amerika pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Ini didukung oleh data yang menunjukkan kenaikan harga konsumen di Amerika Serikat dan ekspektasi bahwa lebih banyak stimulus fiskal dari pemerintahan Joe Biden dapat memicu inflasi yang lebih tinggi.
Dilansir dari Antara, Kamis 14 Januari 2021. kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, terangkat 10,7 dolar AS atau 0,58 persen menjadi ditutup pada 1.854,90 dolar AS per ounce.
Sehari sebelumnya, Selasa 12 Januari 2021 emas berjangka merosot 6,6 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.844,20 dolar AS.
Baca Juga: Update Harga Emas di Pegadaian Hari Ini, Rabu 13 Januari 2021
Emas berjangka terangkat 15,4 dolar AS atau 0,84 persen menjadi 1.850,80 dolar AS pada Senin, setelah terjun 78,2 dolar AS atau 4,09 persen menjadi 1.835,40 dolar AS pada Jumat, merupakan penyelesaian emas berjangka terendah sejak 14 Desember, serta persentase kerugian satu hari terburuk untuk kontrak paling aktif sejak 9 November.
Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, mengatakan ekspektasi untuk lebih banyak stimulus, inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan pembelian safe-haven yang didorong oleh lingkungan politik di Amerika Serikat mempertahankan dukungan untuk emas.
Departemen Tenaga Kerja pada Rabu mengatakan indeks harga konsumen naik 0,4 persen pada bulan lalu setelah naik 0,2 persen pada November.
Baca Juga: Rincian Lengkap Harga Emas, Selasa 12 Januari 2021
"Ini menunjukkan bahwa ada sedikit kenaikan inflasi, yang selalu mendukung emas," kata Haberkorn.
