Dubes RI Priyo Ingin Kolombia Jadi Anggota Negara Produsen Sawit

- 30 Januari 2021, 17:06 WIB
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit.
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit. /Antara/

WARTA PONTIANAK - Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Republik Kolombia merangkap Antigua dan Barbuda, Saint Cristopher dan Nevis, Priyo Iswanto, menginginkan Kolombia menjadi anggota Dewan Negara Produsen Sawit (CPOPC).

"Kami yakin bergabungnya Kolombia mampu memperkuat CPOPC dan dukungan untuk melawan kampanye hitam terhadap komoditas minyak sawit dunia," kata Priyo di sela orasi ilmiah pengukuhannya sebagai Doktor HC Ilmu Sosial Bidang Etika Diplomasi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Malang, Sabtu, 30 Januari 2021, dilansir dari Antara.

Priyo menjelaskan bahwa meski telah tercapai kesepakatan antara ASEAN dan Uni Eropa tentang isu kelapa sawit yang dikaitkan SDGs, kampanye positif penghasil kepala sawit masih harus terus dilakukan.

Baca Juga: Hak Masyarakat Tak Dibayar, Sejumlah Warga Bakar Kantor Perkebunan Kelapa Sawit di Ketapang

"Harapannya, publik bisa semakin percaya bahwa komoditas ini memiliki banyak nilai positif dan manfaat," ujarnya.

Priyo juga menjelaskan strategi meningkatkan reputasi kelapa sawit, khususnya dari perspektif tujuan pembangunan dan berkelanjutan (SDGs) plus.

Ia menerangkan bahwa kelapa sawit bisa dilihat dan dipahami melalui empat dimensi, yakni dimensi ekonomi, sosial, lingkungan serta moral.

Baca Juga: Laporan Riset: Resolusi Konflik Perkebunan Kelapa Sawit di Kalbar Belum Efektif

Dari aspek ekonomi misalnya, kelapa sawit dinilai menjadi faktor penting dalam menekan angka kemiskinan dan mengurangi kelaparan. Selain itu, juga bisa mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan pekerjaan yang layak.

Kelapa sawit juga mampu membantu mengurangi kesenjangan sosial antara penduduk kota dan desa. Menjamin kualitas dan standar kehidupan yang lebih baik. Hanya saja, kelapa sawit juga tidak lepas dari tuduhan negatif.

Baca Juga: Heboh Penemuan Mayat di Perkebunan Kelapa Sawit, Ini Penjelasan Kapolsek Sajingan Besar

Padahal, kata Priyo, faktanya kelapa sawit memerlukan lahan yang lebih hemat ketimbang kedelai maupun kanola. Kelapa sawit juga menyumbang emisi gas karbondioksida hanya 5 persen.

Baca Juga: Uni Eropa Diminta Perlakukan Minyak Kelapa Sawit Secara Adil

"Menurut data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), kelapa sawit justru menyerap 161 ton karbondioksida dan menghasilkan oksigen sebanyak 18,7 ton/hektare per tahun," ucapnya.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x