Pemerintah militer telah mengutip alasan keamanan untuk tidak mengizinkannya berbicara dengan pengacaranya secara pribadi karena militer belum menetapkan kendali atas negara itu dalam menghadapi protes harian, pemogokan, dan pertempuran baru dengan kelompok pemberontak.
Baca Juga: Ratusan Warga Thailand Dievakuasi Akibat Pemberontak Kudeta di Perbatasan Myanmar
Bentrokan militer dan pemberontak
Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) menyerang sebuah pos militer di kotapraja Hkamti di wilayah Sagaing pada Sabtu pagi, kata publikasi online Irrawaddy dan Mizzima. Gambar menunjukkan kolom asap hitam membubung dari tempat kejadian.
Juru bicara KIA Naw Bu mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa dia mengetahui serangan itu tetapi tidak dapat memberikan rinciannya. Reuters tidak dapat menghubungi juru bicara militer untuk dimintai komentar.
MRTV yang dikelola negara melaporkan serangan itu dan mengatakan tiga polisi terluka dan lainnya hilang. Penyiar independen DVB mengatakan sembilan orang ditangkap oleh KIA.
Sejak kudeta, konflik terbuka kembali terjadi antara tentara dan KIA, yang telah memperjuangkan otonomi yang lebih besar bagi orang-orang Kachin selama sekitar 60 tahun dan telah menyuarakan dukungan untuk pengunjuk rasa anti-kudeta.
Baca Juga: Obama sebut Junta Militer Myanmar Rezim Pembunuh dan Beresiko Menjadi Negara Gagal
Mizzima mengatakan tentara menggunakan jet dalam serangan di KIA di Hkamti, sebuah kota di Sungai Chindwin di daerah terpencil yang kaya akan batu giok dan emas sekitar 50 km (30 mil) dari perbatasan dengan India.