NGOPI di Peringatan Hari Sumpah Hari Sumpah Pemuda ke-95 Tahun 2023

31 Oktober 2023, 19:36 WIB
NGOPI di Peringatan Hari Sumpah Hari Sumpah Pemuda ke-95 Tahun 2023 /HMS/

WARTA PONTIANAK – Kolektif Muda-mudi bersama Alumni Sigma Kabupaten Mempawah mengadakan "Aksi Kolaboratif Cegah Bencana Iklim" dengan mengusung tema "NGOPI: Ngobrol Perubahan Iklim".

Kegiatan yang bertepatan dengan Peringatan Hari Sumpah Hari Sumpah Pemuda ke-95 Tahun 2023 ini dilaksanakan di Warung Kopi Kampoeng Baru, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Kegiatan diawali dengan Diskusi dan dilanjutkan nonton bareng (nobar) Film Asimetris garapan watchdoc.

Dalam kegiatan ini hadir Kabid Kebakaran BPBD Mempawah, Desvan Erdanustie, Alumni Sigma Mempawah, Hendi Suhendri, Kasi PPM UPT KPH Wilayah Mempawah, Reni Ayufrida Oktafyanti, Tenaga Ahli BRGM, Hermawansyah, Ageng, Jurnalis, Penulis lepas sebagai Moderator. Dan diikuti peserta yang terdiri dari Organisasi Kepemudaan, Jurnalis, Aktivis, Mahasiswa hingga Masyarakat Sipil.

Hendi Suhendri, Alumni Sigma Mempawah mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk tindak lanjut terhadap forum Sigma Mempawah yang beberapa waktu lalu dilaksanakan.

“Saya mengajak forum untuk berefleksi atas gerakan Aksi Kolaboratif Cegah Bencana Iklim, karena isu perubahan iklim bukan hanya isu daerah saja, bahkan sudah menjadi isu internasional,” kata pria yang akrab disapa Kodap.

Untuk itu, penting untuk dibicarakan bersama guna mencari ruang alternatif apa yang kira kira bisa dilakukan untuk memitigasi, karena perubahan iklim ini sudah mengakibatkan banyak bencana.

"Fakta bahwa yang sedang kita hadapi saat ini, sedang tidak baik baik saja. Maka dari itu kita kolaborasi sama sama cegah bencana iklim yang terjadi saat ini," ujarnya.

Baca Juga: Ilmuwan Jepang Temukan Mikroplastik Ada di Awan, Besar Kemungkinan Pengaruhi Iklim

Sebagai pemuda, lanjut Kodap, harus mengambil sikap dan peran aktif untuk menyikapi perubahan iklim seperti yang dirasakan saat ini.

"Karena kita akan menyongsong masa depan yang akan datang, kalau kita bersikap acuh tak acuh, ruang aman dan nyaman untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita itu akan sulit untuk kita wujudkan, jika kita tidak mencegah bencana iklim sejak dini. Nah itulah latar belakang yang harus sikap bersama sama," katanya lagi.

Lebih lanjut, Kodap menyampaikan, jika berbicara terkait perubahan iklim itu, sebenarnya banyak sudah dampak yang dirasakan seperti banjir, karhutla, dan kualitas udara yang semakin hari semakin memburuk.

"Jika kita tidak merespon dan menyikapi perubahan iklim seperti saat ini. Maka, ruang hidup yang aman dan nyaman untuk kita dan generasi kita yang akan datang itu hanyalah imajinasi saja. Berangkat dari pengalaman pengalaman itulah makanya harus kita sikapi dan bersinergi bersama," ujarnya.

Baca Juga: Penelitian Beberkan Paus dan Lumba-lumba di Perairan Amerika Kehilangan Habitatnya akibat Perubahan Iklim  

Aksi Kolaboratif Cegah Bencana Iklim

Kasi Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat UPT KPH Wilayah Mempawah, Reni Ayufrida Oktafyanti mengatakan, UPT KPH Mempawah pada intinya mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis dalam hal perlindungan hutan, terutama salah satunya dalam pengendalian kebakaran hutan.

"Pada UPT KPH Mempawah sendiri dalam penanganan karhutla itu ada yang namanya kesatuan kerja sendiri, yang dinamakan oleh Brigade Dalkarhutla yang dikepalai langsung oleh kepala KPH Mempawah," katanya.

Dalam tim yang ditangani khusus pengendalian karhutla KPH Mempawah ini, pihaknya memiliki personil perempuan yang terlibat dalam upaya pengendalian karhutla ini.

"Kebetulan sekretaris dan saya sendiri wanita yang diamanatkan untuk bertanggung jawab dalam penanganan karhutla, selain itu kami juga ada tim pengendali yang dimana anggotanya ada beberapa orang yang memang wanita," ujar Ayu, sapaannya.

Baca Juga: Permudah Iklim Usaha di Pontianak, Pemkot Ajukan Tiga Raperda tentang Pajak dan Retribusi Daerah

Kabid Kebakaran BPBD Mempawah, Desvan Erdanustie mengatakan, dalam penanggulangan bencana, BPBD Kabupaten/Kota mengenal dengan konsep sinergisitas dan kolaborasi.

Kemudian salah satunya itu melakukan mitigasi seperti menyosialisasikan kepada masyarakat.

"Bahwa saat ini kita harus bersolidaritas, berkolaborasi bersama-sama untuk menangani karhutla yang sering terjadi. Jadi sebenarnya bencana itu harus dicegah secara bersama-sama,” ucapnya.

Dirnya lebih senang sosialisasi terkait karhutla seperti ini, karena memang perlu menyosialisasikan kepada masyarakat lebih luas melalui kegiatan kegiatan seperti ini.

"Saya pribadi mengucapkan terima kasih kepada pihak panitia penyelenggara yang sudah ikut membantu BPBD mensosialisasikan melalui acara ini," tuturnya.

Baca Juga: Menanti Langkah Kolektif Menghadapi Krisis Iklim

Tenaga Ahli BRGM, Hermawansyah, dalam diskusi Ngobrol Perubahan Iklim meyampaikan pandangannya mengenai situasi ekologis di Mempawah.

"Bumi Galaherang ini menjadi langganan bencana alam. Tiap tahun terjadi kebakaran, dan sebagian besar terjadinya di lahan gambut. Karena memang di Kabupaten Mempawah ini sebaran gambutnya cukup luas," terangnya.

"Saya diundang di sini dalam kapasitas sebagai TA Badan Restorasi Gambut dan Mangrove yang memang ditugaskan untuk bagaimana bersama-sama bergotong-royong untuk memulihkan ekosistem gambut," tambahnya.

Wawan, sapaannya, menyampaikan gambut memiliki fungsi yang sangat luas sekali dalam menopang kehidupan.

"Gambut terbentuk bukan karena proses rekayasa genetik ataupun rekayasa saintifik tetapi itu adalah produk dari tangan-tangan Tuhan melalui sistem alam semesta yang bekerja,” tuturnya.

Baca Juga: Aktivis Pemuda Unjuk Rasa Protes Terlambatnya Penanganan Iklim di KTT COP26 PBB

Dikatakan Wawan, ketika terjadi kebakaran lahan gambut, maka yang dilepaskan adalah gas rumah kaca yang memicu pemanasan global.

"Nah kalau pemanasan global itu terjadi dampaknya adalah perubahan iklim," paparnya.

Untuk itu, tidak bisa lagi berkerja sendiri, apalagi merasa benar sendiri. Sudah saatnya bekerja sama, bergandengan tangan dan gotong-royong menjawab masalah dan kebutuhan bersama.

"Pemerintah juga punya keterbatasan, perlu dibantu. Di sisi lain, masyarakat harus terus diperkuat kapasitas dan partisipasinya," tambahnya. ***

Editor: Yuniardi

Tags

Terkini

Terpopuler