Pada usia 29 tahun, ia terpilih sebagai Panglima Besar TKR, sebuah pencapaian luar biasa yang menunjukkan kepercayaan dan pengakuan atas kemampuannya.
Perjuangan Melawan Belanda yang Gigih
Di bawah kepemimpinan Soedirman, TKR berkembang menjadi TNI yang kuat dan mampu melawan Belanda.
Baca Juga: Kisah Hero Mobile Legend di dunia Nyata, Yi Sun-sin: Pahlawan Laut dari Korea
Ia memimpin pasukannya dalam berbagai pertempuran sengit, termasuk Agresi Militer I dan II. Pada masa Agresi Militer II, Soedirman menunjukkan kegigihannya yang luar biasa.
Meskipun menderita sakit TBC yang parah, ia tetap memimpin pasukannya bergerilya di hutan-hutan Jawa Tengah. Keteguhan dan semangatnya menjadi inspirasi bagi para prajuritnya untuk terus berjuang melawan penjajah.
Wafat dan Warisan yang Abadi
Soedirman wafat pada tanggal 29 Januari 1950 di Magelang karena sakit TBC. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi rakyat Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta, sebagai penghormatan atas jasa-jasanya yang luar biasa.
Soedirman bukan hanya seorang panglima perang yang handal, tetapi juga pemimpin yang sederhana dan merakyat.
Baca Juga: Napoleon Bonaparte: Kaisar dan Penakluk yang Kontroversial