Sektor Perumahan dan Teknologi Jadi Yang Terburuk di Papan Wall Street

- 24 Desember 2020, 09:26 WIB
Ilustrasi monitor saham
Ilustrasi monitor saham /Pixabay/

WARTA PONTIANAK – Nilai di papan Wall Street tercatat beragam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis 24 Desember 2020, pagi WIB), di tengah harapan stimulus dan klaim pengangguran yang jatuh mendorong investor menempatkan uang mereka ke sektor-sektor yang paling mungkin mendapatkan keuntungan dari pembukaan kembali ekonomi ketika pulih dari krisis kesehatan global.

Dilansir dari Antara, Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 114,32 poin atau 0,38 persen, menjadi ditutup pada 30.129,83 poin. Indeks S&P 500 bertambah 2,75 poin atau 0,07 persen, menjadi berakhir di 3.690,01 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup merosot 36,80 poin atau 0,29 persen menjadi 12.771,11 poin.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan energi melonjak 2,18 persen, melampaui sektor lainnya. Real estate dan teknologi masing-masing turun 0,96 persen dan 0,85 persen, merupakan dua kelompok dengan kinerja terburuk.

Baca Juga: Saham LPKR Melesat Didorong Sentimen Pemulihan Ekonomi dan Vaksin

Trump pada 22 Desember 2020, mengecam anggota parlemen atas paket bantuan COVID-19 senilai 892 miliar dolar AS yang baru disetujui. Ia mengancam untuk tidak menandatangani RUU tersebut jika perubahan tidak dilakukan untuk meningkatkan jumlah bantuan tunai langsung.

DPR dan Senat AS sama-sama menyetujui paket bantuan pada Senin malam setelah berbulan-bulan negosiasi, mengirimkannya ke presiden untuk ditandatangani menjadi undang-undang.

Trump mengatakan ingin Kongres meningkatkan jumlah stimulus bantuan langsung tunai menjadi 2.000 dolar untuk individu atau 4.000 dolar untuk pasangan, menyebut 600 dolar untuk individu "sangat rendah." Menurut RUU saat ini, sebuah keluarga beranggotakan empat orang akan menerima hingga 2.400 dolar.

Baca Juga: Investasi Saham Meningkat, Ini Tiga Keuntungan yang Bisa Kamu Dapatkan

Amerika Serikat telah mendaftarkan lebih dari 18,3 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dengan sekitar 325.000 kematian terkait pada Rabu sore (23/12/2020), penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins menunjukkan, keduanya merupakan angka tertinggi di dunia.

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x