Laporan itu menambahkan: "Baik saluran resmi China dan media pro-Kremlin telah memperkuat konten tentang dugaan efek samping vaksin Barat, salah merepresentasikan dan membuat sensasi laporan media internasional dan menghubungkan kematian dengan vaksin Pfizer / BioNTech di Norwegia, Spanyol dan negara-negara Eropa lainnya."
Diketahui, Uni Eropa memulai program vaksinasi mereka dengan sangat lambat tetapi sekarang semakin cepat.
Inggris, yang tidak lagi menjadi bagian dari blok tersebut, telah memberikan setidaknya satu dosis vaksin kepada lebih dari 50 persen orang dewasa.
Menurut laporan Uni Eropa, media Rusia mengatakan "Brexit menyelamatkan Inggris dari kekacauan vaksin yang melanda Uni Eropa”.
"Narasi semacam itu menunjukkan upaya untuk menabur perpecahan di dalam Uni Eropa,” tambah laporan tersebut.***