Baru Dibuka saat Rezim Taliban Berkuasa, Bank di Afganistan Diserbu Nasabah

- 26 Agustus 2021, 16:40 WIB
Ilustrasi uang tunai
Ilustrasi uang tunai /Pexels/

WARTA PONTIANAK - Setelah lebih dari seminggu ditutup karena konflik antara Taliban dengan Pemerintah Afganistan yang berkecamuk, akhirnya bank-bank yang berada di negara tersebut mulai dibuka kembali. Pembukaan bank itu pun, kemudian menarik kerumunan ratusan orang warga setempat yang ingin memiliki uang tunai.

Seperti diketahui, lembaga keuangan di Kabul, Afganistan sebagian besar tutup pada tanggal 15 Agustus 2021, tepat sebelum mantan Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negaranya dan Taliban tiba di ibu kota Afganistan.

Awalnya, penutupan itu sebagai tanggapan atas kekhawatiran bahwa kedatangan kelompok itu di kota akan memicu pertumpahan darah dan penjarahan. Namun, seiring berlalunya hari, bank-bank tetap tutup karena keputusan Washington untuk memotong akses emas setara Rp101 triliun dan cadangan tunai Bank Sentral Afghanistan di Federal Reserve. Dana Moneter Internasional juga memotong akses ke dana setara Rp2,3 triliun yang dialokasikan pada pekan ini.

Baca Juga: Jepang Tangguhkan 1,63 Juta Dosis Vaksin Moderna karena Terkontaminasi

Pembatalan ini terjadi hanya beberapa hari setelah puluhan ribu warga setempat berbondong-bondong ke bank dan ATM di seluruh ibu kota Afganistan untuk menarik uang mereka sebanyak mungkin sebelum kedatangan Taliban yang akan datang.

Dalam masyarakat berbasis uang tunai seperti Afghanistan, tanpa uang kertas merupakan pukulan ganda bagi mereka, bahkan untuk beberapa hari, apalagi dengan dikuasai oleh rezim Taliban, yang membuat orang takut tidak hanya untuk hari esok tetapi juga minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang.

Dilansir dari Aljazeera, Massoud, warga setempat mengaku telah menghabiskan 10 hari terakhir di Kabul, dan bertanya-tanya bagaimana menafkahi keluarganya di provinsi utara Kunduz. Dia memiliki tabungan setara Rp3,3 juta yang terdapat di salah bank di Afganistan.

Tepat pukul 10 pagi pada Rabu 25 Agustus 2021, dia sudah menunggu empat jam dalam antrean dan masih belum bisa masuk ke dalam gedung bank fisik itu sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan di ibu kota, ia telah bekerja sebagai buruh harian, tetapi dengan bisnis yang hampir berhenti, ia kurang beruntung mendapatkan pekerjaan yang cukup untuk kembali ke Kunduz.

Baca Juga: Hore!!! Arab Saudi Perbolehkan WNA Masuk ke Negaranya

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x