Tren Malas Nikah Tinggi, Jepang Gunakan Kecerdasan Buatan

- 14 Maret 2024, 17:32 WIB
Ilustrasi rakyat Jepang
Ilustrasi rakyat Jepang /Pixabay/

WARTA PONTIANAK - Pemerintah Jepang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk membalikkan tren warganya yang menikah di usia senja atau menghindari pernikahan, seiring dengan meningkatnya depopulasi di seluruh negeri.

Selama ini isu kelahiran anak di Jepang terus menjadi sorotan sebab banyak generasi muda enggan menikah dan punya anak.

Baca Juga: Selain Metode Memasak Berbeda, Ini 10 Orang Jepang Tetap Sehat dan Panjang Umur

Persoalan demografi menjadi hal serius di Jepang, menjadikan tingkat kelahiran negara itu menurun sementara populasi menua terus bertambah.

Baru-baru ini pihak berwenang berusaha menyelenggarakan acara perjodohan atau konkatsu tradisional dengan penyaringan melalui kecerdasan buatan (AI) untuk mengetahui kompatibilitas antar calon mitra.

Mereka mengatakan hal itu terkadang menyebabkan orang-orang yang tidak pernah membayangkan bisa bersama untuk menikah.

Bahkan pemerintah pusat kini memberikan dukungannya terhadap langkah-langkah yang sejalan dengan kemajuan depopulasi di seluruh negeri.

Subsidi untuk acara perjodohan AI yang diselenggarakan publik bahkan telah diperluas sejak tahun fiskal 2021.

Menurut Badan Anak dan Keluarga, 31 dari 47 prefektur di Jepang menawarkan layanan perjodohan AI untuk menemukan pasangan menikah pada akhir Maret tahun lalu, dan Pemerintah Metropolitan Tokyo bergabung dengan mereka pada bulan Desember.

Halaman:

Editor: Faisal Rizal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x