Network
WARTA PONTIANAK – Aliansi masyarakat dan mahasiswa Kabupaten Sambas menggelar aksi damai di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, Selasa 2 Maret 2021.
Aksi mahasiswa ini menuntut keadilan proses hukum Jumardi, warga Kabupten Sambas yang terjerat kasus perlindungan satwa karena ketidaktahuannya menjual satwa liar yang saat ini kasusnya ditangani BKSDA Kalbar.
Selain itu, mahasiswa juga menuntut keterbukaan informasi dalam proses hukum yang sedang di jalani Jumardi, karena dinilai terkesan tertutup.
Bahkan BKSDA Kalbar dinilai tidak menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dalam memberikan sosialisasi ke masyarakat terkait perlindungan satwa liar.
Baca Juga: Tak Sembarangan Pelihara Satwa Liar Dilindungi! Agar Tak Ditangkap, Ini Syaratnya
“Itu semua yang merupakan akar permasalahan kami, hingga kami datang ke sini (BKSDA) karena mereka (BKSDA) tidak menggunakan tupoksi dengan sebaik-baiknya. Sedangkan anggaran sosialisasi besar dan itu hanya diberikan di toko burung di Kabupten Sambas bukan di masyarakat. Nah, hari ini Jumardi tidak mengetahui jenis apa saja yang tidak diperbolehkan untuk dijual, sehingga penangkapan Jumardi tidak memiliki asas kemanusiaan,” ujar Koordinator Aksi, Angga Marta.
Kekecewaan mahasiswa juga merujuk pada penangkapan yang dilakukan BKSDA terjadap Jumardi yang tidak mengetahui jenis satwa liar yang dapat dijual sesuai dengan undang undang.
Baca Juga: Sebelum Dilepasliarkan BKSDA Kalbar, 110 Burung Berkicau Dicek Kesehatan dan Kondisinya
“Semestinya BKSDA gencar mensosialisasikan jenis apa saja yang bisa diperjual belikan, tak hanya itu BKSDA harus menyudahi proses hukum yang sedang berjalan kepada Jumardi yang memang dasarnya ketidak tahuan Jumardi akan hewan dilindungi padahal permasalahan yang ada kurangnya sosialisasi BKSDA ke masyarakat,” tutupnya. ***
