Dengan kondisi yang sudah membaur, Rusli berharap tidak terjadi konflik kekerasan antara masyarakat dengan warga relokasi. Demi mencegah terjadinya konflik, Rusli mengatakan musyawarah sebagai jalan yang dipilih, jika terjadi permasalahan antara etnis Madura dengan etnis setempat.
Baca Juga: IKAMA Bersinergi Bangun Masyarakat Madura Bermartabat
Pentingnya upaya membuat ruang-ruang perjumpaan demi mencegah konflik, disampaikan Eka Hendry, Dosen IAIN Pontianak sekaligus direktur Center for Acceleration of Inter-Religious and Ethnic Understanding (CAIREU). Dia menegaskan bahwa stigma dan prasangka terjadi karena tidak adanya interaksi antar-individu atau antar-kelompok.
“Prasangka itu karne kita saling menjauh. Iya kan? Padahal sebenarnya selesai kalo saling mendekat,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, Kamis (08/04/2021).
Eka menyebut perlunya forum silaturahmi bagi generasi muda lintas etnis, membangun dialog lintas budaya dan etnis, sebagai upaya merawat perdamaian. “Bangun ikatan kemanusiaan, pertemanan. Kita bicara tentang masa depan kita, tentang pembangunan, tentang peningkatan sumber daya manusia,” tutupnya. ***
*Liputan yang dirangkum Sopian Lubis, Mahasiswa IAIN Pontianak ini menjadi bagian dari program Pelatihan dan Hibah Story Grant: Anak Muda Suarakan Keberagaman yang didukung oleh USAID MEDIA, Internews dan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK).*