Network
WARTA PONTIANAK - Kabupaten Sambas untuk pertama kalinya mendapat status wilayah zona merah covid-19 atau zona resiko tinggi penyebaran covid-19 di masa kepemimpinan bupati Sambas, Satono.
Status wilayah zona merah terhadap Kabupaten Sambas ini dikeluarkan dinas kesehatan Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan data yang ada.
Pemerintah Kabupaten Sambas dianggap lamban dalam melakukan penanganan kasus covid-19. Hal ini dikarenakan lantaran tingginya jumlah keterisian bed occupancy ratio atau tempat tidur rawat pasien covid-19 di rumah sakit.
Baca Juga: [WARTA TERKINI] Satu Rumah di Sambas Ludes Terbakar
Hal ini juga diakui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, Dokter Fatah Maryunani. Selain tingginya jumlah keterisian bed occupanci ratio, penambahan jumlah kasus covid-19 juga menjadi akibat dari status zona merah diberikan kepada Kabupaten Sambas.
“Ada indikator yang menyebabkan Kabupaten Sambas zona merah, tapi yang paling nampak adalah adanya penambahan kasus yang positif dan BOR di Rumah Sakit,” katanya.
Fatah menyebutkan, penambahan kasus covid-19 di Kabupaten Sambas saat ini memang cukup tinggi, rata-rata per hari mencapai 30 hingga 50 orang, dalam seminggu 210 hingga 350 orang.
“Kalau dilihat dari acuannya, sebenarnya masih jauh dari ketentuan dimana jumlah 150 orang per 100 ribu penduduk per minggu. BOR di Rumah Sakit minggu lalu pernah mencapai 89 persen diatas batas zona orange, Cuma sekarang BOR Kabupaten Sambas sudah 44,5 persen, jadi sudah aman,” jelasnya.
Sebelumnya kepala dinas kesehatan provinsi kalimantan barat, harisson menyampaikan perkembangan covid-19 di wilayah kalimantan barat.
Berdasarkan data, ada dua kabupaten di kalimantan barat masuk dalam zona merah atau zona risiko tinggi penyebaran covid-19, yakni kabupaten sambas dan kabupaten kubu raya.
