Baca Juga: Mantan Pastor asal AS Diadili karena Melakukan Pelecehan Seksual di Timor Leste
Sebelumnya, dalam beberapa tahun belakangan, Facebook selalu digunakan oleh aktivis hak-hak sipil dan partai politik demokratis di Myanmar guna melawan militer setelah menghadapi kritik internasional karena gagal menahan kampanye kebencian daring.
Pada 2018, Facebook memblokir akun panglima militer Min Aung Hlaing, yang sekarang menjadi penguasa militer, serta 19 perwira dan organisasi senior lainnya.
Baca Juga: Siap-siap! GeNose jadi Syarat untuk Naik Pesawat Mulai 1 April 2021
Saat itu, Facebook juga menghapus ratusan halaman dan akun yang dijalankan oleh anggota militer atas coordinated inauthentic behaviour (tindakan kelompok orang/halaman yang menyesatkan orang-orang lain soal siapa mereka dan apa yang mereka lakukan, red).
Menjelang pemilihan November tahun lalu, Facebook mengumumkan telah menghapus jaringan 70 akun palsu dan halaman yang dioperasikan oleh anggota militer, yang telah mengunggah konten-konten positif tentang tentara atau kritik terhadap Suu Kyi beserta partainya.***