Selain faktor gaya hidup dan narkoba, faktor ekonomi juga banyak dialami oleh anak-anak karena keterbatasan keuangan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari terutama untuk kebutuhan kuota internet.
“Ada anak yang menceritakan kisahnya bahwa ia harus terjun karena bapaknya hanya tukang bangunan sementara ibunya jual gorengan yang setiap harinya hanya mendapatkan 20 hingga 30 ribu setiap hari sementara ia harus memenuhi kebutuhan kuota untuk daring makanya ia menjual diri,” tuturnya.
Baca Juga: Peran Orang Tuanya yang Anaknya Bawa Sajam Dipertanyakan, Ketua KPPAD: Kita Jangan Apatis
Dengan banyaknya anak yang terlibat kasus prostitusi, ini harus menjadi perhatian seluruh pihak dengan bekerjasama dalam menanggulangi prostitusi yang melibatkan anak-anak di bawah umur agar terjaganya generasi muda Pontianak. ***