Ekosistem Garis Pantai Sangat Penting untuk Mitigasi Bencana Tsunami

- 5 Desember 2020, 18:11 WIB
Pelaksana Tugas Direktur Pemetaan dan Risiko Bencana BNPB, Abdul Muhari
Pelaksana Tugas Direktur Pemetaan dan Risiko Bencana BNPB, Abdul Muhari /Humas BNPB/

Kemudian potensi kedua menurut Muhari adalah gempa dasar laut dengan kekuatan hingga magnitudo 8,9 dengan episentrum di wilayah selatan Yogyakarta hingga Pacitan. Maka daerah Kulonprogo, Kebumen, Purworejo hingga Cilacap dapat terdampak gelombang tsunami.

“Yang sebelah barat di selatan Banten itu 8,8 (magnitudo), yang di sebelah timur ini (magnitudonya) 8,9,” jelas Abdul Muhari.

Lebih lanjut, Abdul Muhari juga mengatakan apabila pelepasan energi dari kedua titik tersebut terjadi secara bersamaan, maka anomalinya dapat lebih besar lagi menjadi magnitudo 9,1 seperti yang pernah terjadi di Aceh pada 2004.

Baca Juga: Melihat Potensi dan Dampak Erupsi, Kepala BNPB Tinjau Gunung Merapi dari Udara

“Tetapi kalau pecah bersamaan itu magnitudo-nya bisa sampai 9,1 lebih kurang sama dengan Banda Aceh 2004,” jelas Muhari.

Berdasarkan hasil publikasi Jurnal Nature dari pemodelan peristiwa Tsunami Pangandaran 2006, Muhari mengatakan bahwa gelombang tsunami menghantam bagian selatan Nusakambangan dalam periode waktu 30 menit.

Sedangkan dengan pemodelan yang sama dari titik episentrum di sebelah timur, maka gelombang tsunami sampai di pesisir selatan Pulau Jawa dalam waktu 40 hingga 60 menit.

“Maksimal dalam waktu 40 sampai 60 menit, tsunami sudah sampai daerah Kulon Progo, Kebumen hingga Cilacap,” jelas Muhari.

Lebih lanjut, Muhari juga menjelaskan bahwa gelombang tsunami juga berpotensi memiliki rangkaian gelombang lainnya di belakang. Sehingga hal itu harus diantisipasi dengan baik.

Baca Juga: BNPB Tinjau Kesiapsiagaan Masyarakat di Wilayah KRB 3 Merapi

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x